DI TENGAH akselerasi transformasi digital, PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Distribusi (UID) Bali menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pemerataan akses literasi masyarakat. Tak sekadar menghadirkan listrik, kali ini PLN hadir sebagai penggerak perubahan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan menyerahkan bantuan infrastruktur literasi digital kepada Perpustakaan Sastra Mahottama di Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat.
Langkah konkret ini merupakan sinergi antara dunia usaha dan pemerintahan desa yang diperkuat oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Inisiasi kunjungan pembelajaran lintas desa menjadi salah satu pendekatan DPMD untuk mendukung pengembangan potensi desa berbasis teknologi dan budaya baca digital.
Perpustakaan Sastra Mahottama yang sebelumnya hanya mengandalkan koleksi fisik, kini bertransformasi menjadi pusat literasi berbasis digital. Dengan bantuan fasilitas seperti komputer, akses internet cepat, dan perangkat multimedia, perpustakaan ini mampu menjangkau lebih luas warga desa, terutama generasi muda yang tumbuh dalam ekosistem digital.
General Manager PLN UID Bali, I Wayan Udayana, menyampaikan bahwa dukungan ini merupakan bagian dari komitmen PLN dalam menghadirkan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat. “Kami tidak hanya menyalurkan energi listrik, tapi juga ingin menjadi katalisator pembangunan manusia, salah satunya lewat literasi digital,” ujarnya.
Kepala DPMD Kabupaten Denpasar, dalam keterangan terpisah, menyatakan bahwa Desa Tegal Harum kini menjadi rujukan desa lain dalam memadukan pengelolaan perpustakaan dengan pendekatan digital dan partisipatif. “Infrastruktur boleh dibantu, tapi keberlanjutan ada di tangan masyarakat. Ini yang kami dorong melalui program kunjungan pembelajaran antardesa,” katanya.
Warga dan tokoh desa menyambut baik kolaborasi tersebut. Sejumlah pelajar, ibu rumah tangga, hingga lansia mulai memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang belajar, pelatihan daring, hingga kegiatan literasi komunitas.
Transformasi ini membuktikan bahwa perpustakaan desa tak lagi sekadar tempat menyimpan buku, melainkan ruang dinamis yang menjembatani pengetahuan, teknologi, dan pemberdayaan warga.
Redaksi01-Alfian