DALAM lanskap dunia yang semakin digital, langkah kecil di desa bisa menjadi lompatan besar bagi masa depan. Inilah yang diwujudkan oleh Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB) Kelompok 36 lewat program bertajuk “Desa Cerdas: Anak Desa Kenal A.I.” yang digelar di SMP Wahidiya, Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Di tengah keterbatasan akses terhadap teknologi mutakhir, program ini menjadi terobosan dalam menjembatani kesenjangan pemahaman teknologi di kalangan pelajar pedesaan. Diselenggarakan pada Senin (21/07/2025) sejak pukul 08.20 WIB, kegiatan ini menyasar siswa-siswi kelas 7 hingga 9 dengan pendekatan edukatif dan interaktif
Di saat dunia tengah berlomba dengan AI, masih banyak pelajar di daerah pedesaan yang belum memahami apa itu kecerdasan buatan, apalagi memanfaatkannya. Program ini menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak untuk memperluas literasi digital di lapisan masyarakat akar rumput.
Dengan bahasa sederhana dan demonstrasi langsung, peserta dikenalkan pada aplikasi populer berbasis AI seperti ChatGPT, Gemini, dan DeepSeek. Sesi praktik memungkinkan siswa mencoba sendiri teknologi ini, memahami fungsinya, dan mengeksplorasi bagaimana AI bisa dimanfaatkan dalam kegiatan belajar maupun aktivitas kreatifKegiatan ini disambut antusias oleh pihak sekolah dan para siswa. Bahkan, beberapa peserta menyatakan ketertarikannya untuk mendalami lebih lanjut dunia kecerdasan buatanDosen Pembimbing Lapangan Kelompok 36, Dr. Ir. Arief Andy Soebroto, S.T., M.Kom., memberikan apresiasi atas keberhasilan program ini
Program ini merupakan bagian dari inisiasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) yang menggandeng kampus melalui kegiatan kunjungan pembelajaran berbasis potensi desa. Inisiatif semacam ini menandai bentuk sinergi antara pemerintah, pendidikan tinggi, dan masyarakat desa dalam membangun kapasitas sumber daya manusia di level lokal.
Redaksi01-Alfian