BOGOR – Komitmen Astra dalam memperkuat potensi ekonomi desa kembali dibuktikan dengan melepas ekspor perdana komoditas ubi sebanyak 10 ton ke Malaysia dan Singapura. Komoditas ini merupakan hasil panen dari lima Desa Sejahtera Astra di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yakni Desa Benteng, Bojong Jengkol, Dukuh, Pamijahan, dan Tapos.
Ekspor tersebut menjadi bagian dari pengembangan ekosistem bisnis ubi berbasis masyarakat hasil kolaborasi antara Astra dan IPB University. Seremoni pelepasan ekspor dilaksanakan di Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB University pada 22 Juli 2025. Acara ini juga menandai penguatan ekosistem pertanian desa berbasis keberlanjutan dan nilai tambah.
Hadir dalam seremoni tersebut Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi, Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa dan Daerah Tertinggal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Yusra, Rektor IPB University Arif Satria, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bogor Andri Hadian, serta Department Head CSR Strategic Astra, Triyanto.
“Kami mengucapkan selamat kepada Desa Sejahtera Astra dan IPB atas ekspor ubi ke Singapura dan Malaysia. Semoga kegiatan ini menjadi momentum untuk mendorong perluasan pasar ekspor bagi produk-produk Indonesia ke depannya, sekaligus menjadi penggerak roda ekonomi nasional dan daerah,” ujar Fajarini Puntodewi.
Sebelum seremoni pelepasan, para tamu undangan melakukan kunjungan ke salah satu desa penghasil utama ubi serta rumah kemas yang menjadi bagian penting dalam rantai pasok. Penandatanganan kerja sama antara ekosistem bisnis ubi berbasis masyarakat dengan offtaker turut dilakukan untuk menjamin keberlanjutan ekspor di masa mendatang.
“Sebagai bagian dari semangat Astra untuk sejahtera bersama bangsa, kegiatan ini mencerminkan komitmen kami dalam mendampingi masyarakat desa agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Sinergi antara masyarakat, perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha menjadi kunci dalam menghadirkan produk bernilai tambah dari desa. Melalui inisiatif ekspor komoditas ubi ini, kami berharap dapat membuka akses pasar yang lebih luas dan semakin memperkuat rantai nilai pertanian dari hulu ke hilir,” ungkap Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto.
Melalui pendekatan ekosistem bisnis, para petani di lima desa tersebut telah mendapatkan pendampingan intensif mulai dari budidaya terstandar, pengolahan pascapanen, hingga akses pasar lokal maupun ekspor. Produk yang diekspor mencakup berbagai varietas ubi seperti ubi ungu, ubi madu, ubi beniazuma, dan ubi oren, termasuk produk olahan seperti keripik, selai, dan pasta ubi.
Hingga pertengahan 2025, program Desa Sejahtera Astra Bogor telah berhasil mengekspor lebih dari 65 ton ubi ke Malaysia dan Singapura, dengan rata-rata pengiriman 10 hingga 13 ton per bulan. Sebanyak 90 persen hasil panen petani telah terserap pasar, dengan 50 persen di antaranya masuk ke pasar ekspor.
Program ini juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat desa. Inisiatif tersebut telah menciptakan 160 lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan petani hingga 100 persen. Hal ini menjadikannya salah satu contoh nyata pemberdayaan desa melalui model kolaborasi multi-pihak yang berkelanjutan.
Redaksi03