GAGASAN memposisikan desa sebagai pusat kekuatan pembangunan nasional kembali digaungkan. Kali ini datang dari Senator DPD RI asal Sulawesi Utara, Stefanus BAN Liow, yang menyatakan komitmennya menjadikan desa sebagai subjek utama pembangunan nasional, bukan sekadar objek program semata.
Dalam pertemuan santai bersama wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Minahasa Utara, Stefanus menegaskan bahwa desa harus menjadi tulang punggung kemajuan bangsa, bu
Senator yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Urusan Legislasi Daerah (BULD) DPD RI ini menekankan pentingnya peran media dalam mendukung program-program pembangunan. Ia menyebut media sebagai mitra strategis dalam mengedukasi publik dan mengawasi jalannya kebijakan.
“Media harus jadi penyambung lidah rakyat dan pengawas program pemerintah secara objektif. Kritis, namun tetap proporsional,” katanya.
Langkah-langkah yang dilakukan Stefanus BAN Liow dinilai sejalan dengan semangat yang diusung oleh DPMD Sumbawa, yaitu menciptakan desa-desa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
kan wilayah terpinggirkan. “Saya akan mendorong kemandirian dan otonomi desa melalui program-program konkret,” ucapnya lugas.
Pernyataan itu sekaligus menegaskan arah dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa yang tengah menginisiasi kunjungan pembelajaran pengembangan potensi desa melalui pendekatan kolaboratif dan inspiratif dari daerah lain, termasuk Sulawesi Utara.
Stefanus, yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Desa Bersatu Provinsi Sulut, menjelaskan bahwa Desa Bersatu merupakan wadah sinergi delapan organisasi desa nasional—dari kepala desa, perangkat desa, hingga organisasi mantan kepala desa.
“Desa Bersatu adalah mitra kerja strategis pemerintah, dan kami akan mendukung penuh program-program daerah, termasuk inisiatif Koperasi Merah Putih, pengembangan desa wisata, pertanian, budaya, dan potensi lokal lainnya,” jelasnya.
Ia juga mengumumkan rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Pertama Desa Bersatu Minahasa Utara pada Senin (29/07/2025) mendatang sebagai langkah konsolidasi awal untuk memperkuat gerakan desa dari bawah.
Tak hanya fokus pada isu pembangunan desa, Stefanus juga menunjukkan ketanggapannya terhadap lonjakan harga beras di Sulut. Ia mengaku langsung menghubungi Badan Pangan Nasional dan Bulog untuk mempercepat distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Desakannya membuahkan hasil: pemerintah bersama Bulog dan Satgas Pangan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menjual beras SPHP di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). “Itu bentuk nyata dari aspirasi masyarakat yang kita perjuangkan,” ujarnya.
Senator yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Urusan Legislasi Daerah (BULD) DPD RI ini menekankan pentingnya peran media dalam mendukung program-program pembangunan. Ia menyebut media sebagai mitra strategis dalam mengedukasi publik dan mengawasi jalannya kebijakan.
“Media harus jadi penyambung lidah rakyat dan pengawas program pemerintah secara objektif. Kritis, namun tetap proporsional,” katanya.
Langkah-langkah yang dilakukan Stefanus BAN Liow dinilai sejalan dengan semangat yang diusung oleh DPMD Sumbawa, yaitu menciptakan desa-desa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Redaksi01-Alfian