533 Bibit Cabai, Langkah Nyata Ketahanan Pangan Desa

KETAHANAN pangan tidak cukup dibangun melalui kebijakan di atas meja. Di Desa Babakan Jaya, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, upaya nyata dilakukan bersama antara mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 76 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) dan warga desa, melalui penanaman 533 bibit cabai di atas lahan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) seluas 4.300 meter persegi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KKM 76 UNIBA dalam bidang lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat yang selaras dengan program pembelajaran pengembangan potensi desa yang saat ini sedang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).

Melibatkan masyarakat secara aktif, program ini tidak hanya berbicara soal tanaman, tetapi juga membuka ruang diskusi penting tentang realita pertanian desa, khususnya menyangkut kualitas benih, pemilihan pupuk, hingga kendala hama tanaman

Nabil, koordinator program kerja lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat KKM 76 UNIBA, menyebutkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran langsung bagi mahasiswa mengenai pertanian di tingkat lokal.

“Kami belajar bahwa proses pertanian itu kompleks dan penuh tantangan, tapi juga sangat fundamental untuk ketahanan pangan,” ujar Nabil saat ditemui di lokasi.

Para mahasiswa turut terlibat dalam setiap proses, mulai dari pembukaan lahan, penanaman, hingga diskusi bersama para petani. Pengalaman ini memberikan pemahaman menyeluruh tentang pentingnya pemilihan benih yang tepat dan teknik pengendalian hama yang efisien

Salah satu petani perempuan, Sri, membagikan pengalamannya terkait benih cabai yang ia beli secara daring. Menurutnya, benih tersebut menimbulkan banyak masalah: daun mengering, gosong, hingga tanaman mati.

“Benih yang saya semai sendiri jauh lebih sehat. Yang beli online itu banyak yang rusak,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam praktik sehari-hari, petani lokal biasa menggunakan pupuk dari toko sekitar dan pestisida seperti Puradan untuk mengatasi hama keong yang kerap merusak tanaman muda

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak sekadar menjadi pelaksana teknis. Mereka juga menjadi fasilitator dialog antarwarga dan agen perubahan di lapangan. Diskusi-diskusi yang terbuka memperkuat pemahaman masyarakat tentang pentingnya siklus tanam yang terencana dan penggunaan bibit unggul yang teruji.

Program seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat bersinergi langsung dengan desa dalam membangun ketahanan pangan dari bawah.

Redaksi01-Alfian

About redaksi01

Check Also

Sawahlunto Hidupkan Kembali Tradisi Memasak Kalamai di Dusun Sumpahan

PDF đź“„SAWAHLUNTO – Suasana hangat kembali hidup di Dusun Sumpahan, Desa Kubang Utara Sikabu, Kecamatan …

Inovasi Mahasiswa UNNES Hadirkan Biokomposter Ramah Lingkungan di Desa Banjarsari

PDF đź“„BAWEN – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES) menghadirkan …

Lomba Lansia Warnai HUT ke-80 RI di Desa Balung Kulon Jember

PDF đź“„JEMBER – Suasana meriah terlihat di Balai Desa Balung Kulon ketika Karang Werda setempat …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *