LANGKAH strategis untuk membangun masa depan desa kini mendapat energi baru melalui kolaborasi antardaerah. Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menginisiasi kunjungan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan potensi desa, dengan salah satu titik pentingnya berada di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Dalam kunjungan tersebut, perhatian tertuju pada praktik baik Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau yang baru saja menerima bantuan literasi dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Sebanyak 1.000 buku bacaan berkualitas diserahkan secara simbolis oleh Wakil Bupati Pulang Pisau, H. Ahmad Jayadikarta, kepada 22 penerima. Penerima bantuan meliputi perpustakaan desa, taman bacaan masyarakat (TBM), dan perpustakaan di lingkungan tempat ibadah.
Penyerahan berlangsung di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Pulang Pisau dan disaksikan oleh sejumlah kepala desa dan perwakilan dari DPMD Sumbawa yang tengah melakukan kunjungan belajar.
“Hari ini kami menyerahkan bantuan dari Perpusnas kepada 22 penerima. Buku-buku ini semoga memberi manfaat nyata bagi masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” tutur Wakil Bupati Ahmad Jayadikarta, Selasa (22/07/2025).
Sementara itu, Kepala Dispursip Pulang Pisau, drg. Sopiyah, menegaskan pentingnya penguatan budaya baca melalui kegiatan kreatif yang digagas oleh pengelola perpustakaan dan TBM.
“Kami mendorong para pengelola agar tidak hanya menyediakan buku, tapi juga menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan dan membangun semangat literasi lintas usia,” ujarnya.
Kepala DPMD Sumbawa yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyatakan bahwa Pulang Pisau menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga nasional seperti Perpusnas dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat perdesaan.
Program literasi ini dipandang tidak hanya sebagai distribusi buku, tetapi sebagai investasi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa. Diharapkan, hasil dari kunjungan pembelajaran ini bisa direplikasi dan diadaptasi sesuai dengan konteks lokal desa-desa di Kabupaten Sumbawa.
Dengan demikian, literasi tidak lagi dipandang sebagai kegiatan elitis kota, tetapi tumbuh dari desa sebagai fondasi peradaban bangsa.
Redaksi01-Alfian