SRAGEN – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDTT), Yandri Susanto, mengunjungi Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, Minggu (20/7/2025), untuk melihat langsung sinergi antara Koperasi Merah Putih (KMP) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mendorong kemandirian ekonomi desa.
Dalam kunjungannya, Yandri mengapresiasi inovasi dan kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah desa melalui berbagai unit usaha produktif yang dikembangkan bersama. Ia menyebut Desa Kaliwedi sebagai contoh nyata keberhasilan pembangunan desa berbasis sinergi kelembagaan.
“Ini akan ada usaha gas elpiji 3 kg, ada pupuk, ada sembako, ada klinik desa. Sudah bagus ini Desa Kaliwedi, sudah bisa dijadikan contoh,” ujarnya.
Menurutnya, Kementerian Desa berkomitmen penuh untuk mengawal kesuksesan Koperasi Merah Putih. Selain itu, kementerian akan terus melakukan evaluasi serta mendukung pengembangan potensi desa yang belum tergarap secara optimal.
“Jadi nanti kopdes di samping usaha sembako, kemudian pupuk, ada lagi gas elpiji, boleh usaha yang lain,” tambah Yandri.
Ia juga menyoroti peran BUMDes Desa Kaliwedi yang telah mengelola berbagai unit usaha seperti kolam renang, kolam pemancingan, program ketahanan pangan, hingga peternakan ayam petelur. Kolaborasi antara BUMDes dan Kopdes disebutnya sebagai kunci keberhasilan pembangunan desa.
“Kami melihat di Kaliwedi ada ide besar Pak Daryono di mana ada kerjasama yang sangat bagus antara BUMDes dan Kopdes,” ungkapnya.
Yandri menekankan pentingnya kolaborasi dalam menciptakan perputaran ekonomi desa. Ia menyebut sinergi ini membuka peluang besar, terutama dalam mendukung program ketahanan pangan melalui pemanfaatan hasil pertanian dan peternakan yang dapat disalurkan melalui koperasi desa.
“Putaran ekonomi akan terjadi kalau ada kolaborasi. Dan kami melihat di Sragen bisa dijadikan contoh yang baik bagaimana koordinasi Kopdes dan BUMDes itu sangat bagus sekali,” bebernya.
Desa Kaliwedi, lanjutnya, adalah bukti bahwa dengan pengelolaan dana desa yang tepat, desa yang dulunya tertinggal bisa berubah menjadi mandiri dan sejahtera.
“Tadi sudah saya sampaikan ini contoh yang terbaik Kaliwedi, dari yang tiada menjadi ada, dan yang miskin menjadi berada dan mandiri. Dari sesuatu yang tidak berharga menjadi yang berharga ini layak dijadikan contoh Desa Kaliwedi,” tegasnya.
Yandri menjelaskan bahwa sinergi antara BUMDes dan Kopdes telah diatur dalam regulasi. Sementara itu, skema keuangan menjadi tanggung jawab Kementerian Keuangan, sedangkan Kementerian Desa fokus pada optimalisasi potensi desa dan menjaga harmonisasi hubungan antarlembaga desa.
Kementerian Desa juga mendorong seluruh desa di Sragen untuk meniru model pengelolaan seperti di Kaliwedi, terutama dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Dukungan tersebut sejalan dengan Permendes tentang dana desa yang memungkinkan pengembangan usaha tematik seperti peternakan ayam petelur, penanaman melon, cabai, padi, dan jagung.
Sementara itu, Bupati Sragen Sigit Pamungkas menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti arahan dari menteri.
“Arahan dari pak menteri terkait produk desa hasil pertanian membantu program MBG akan kita tindak lanjuti, harapannya menjadi pengungkit ekonomi desa,” ujarnya.
Redaksi03