NGANJUK – Tradisi Nyadran di Desa Sono Ageng, Kecamatan Prambon, berlangsung meriah pada Kamis, 3 Juli 2025. Kegiatan tahunan ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk melestarikan budaya Jawa yang telah diwariskan turun-temurun.
Acara diawali dengan doa bersama dan ziarah ke makam leluhur sebagai bentuk penghormatan kepada pendahulu. Tradisi tersebut dilanjutkan dengan beragam kegiatan budaya dan hiburan, salah satunya penampilan seni dari Sanggar Sriwidodo Lokonanta yang dipimpin oleh Ida Bagus. Penampilan tersebut berhasil menyedot perhatian warga dan pengunjung.
Berbagai kesenian khas Jawa seperti tari tradisional dan musik gamelan ditampilkan dalam acara tersebut. Masyarakat terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian acara yang diselenggarakan di balai desa setempat.
“Kami merasa terhormat dapat ikut melestarikan budaya Jawa melalui seni pertunjukan,” ujar Ida Bagus, pemilik Sanggar Sriwidodo Lokonanta.
Ia menambahkan bahwa pelestarian budaya seperti ini penting untuk terus dilakukan agar generasi muda tidak melupakan jati diri dan warisan leluhurnya. Ida berharap tradisi Nyadran dapat terus dijaga eksistensinya, tidak hanya di Sono Ageng, tetapi juga di desa-desa lain.
Selain pertunjukan seni, acara Nyadran juga dimeriahkan dengan bazar makanan tradisional serta berbagai permainan rakyat. Suasana kebersamaan dan kegembiraan sangat terasa, menjadikan momen ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi antarwarga.
Kehadiran masyarakat dari berbagai kalangan memperlihatkan tingginya antusiasme terhadap pelestarian budaya lokal. Warga berharap tradisi semacam ini bisa terus dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penguatan identitas budaya desa.
Tradisi Nyadran di Desa Sono Ageng diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam menjaga dan merawat kebudayaan lokal mereka masing-masing.
Redaksi03