ADVERTORIAL — Ancaman kepunahan bahasa daerah kini menjadi keprihatinan bersama. Di Kutai Kartanegara (Kukar), pemerintah daerah merespons hal ini dengan mengadakan Lokakarya Penyusunan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah untuk guru-guru sekolah dasar. Diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar bersama Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kegiatan ini digelar pada 14–15 Juli 2025 di Hotel Grand Fatma Tenggarong.
Sebanyak 50 guru dari berbagai kecamatan di Kukar dilibatkan dalam penyusunan modul Bahasa Kutai yang bertujuan menyelamatkan warisan budaya tak benda tersebut. Melalui pelatihan intensif ini, para guru dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam merancang modul ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa usia dini.
“Kami menyadari pentingnya menanamkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa Kutai sejak usia dini,” tutur Nuraini dari Disdikbud Kukar, Senin (14/07/2025). Ia menekankan bahwa sekolah memiliki peran sentral dalam pelestarian bahasa daerah yang kini kian jarang digunakan oleh generasi muda.
Balai Bahasa Kaltim menghadirkan Abd. Rahman dan Ali Kusno sebagai narasumber. Keduanya membimbing peserta dalam memahami struktur bahasa Kutai dan menerapkannya dalam desain pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami siswa. Modul disusun menggunakan dialek Kutai Tenggarong dan memuat materi dasar seperti sapaan, angka, warna, bagian tubuh, nama benda, dan hewan. Modul ini juga dilengkapi ilustrasi, lagu dalam bahasa Kutai, kode batang (barcode) untuk akses audio, dan rubrik penilaian.
Dengan pelatihan ini, para guru diharapkan tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga penjaga budaya. Modul ini akan menjadi alat pembelajaran sekaligus sarana strategis untuk menghidupkan kembali bahasa Kutai secara sistematis di ruang kelas. Melalui langkah ini, Disdikbud Kukar berharap bahasa daerah kembali memiliki ruang hidup yang kuat di tengah tekanan budaya global dan dominasi bahasa nasional dan asing. []
Penulis: Hariadi | Penyunting: Agus Riyanto