YOGYAKARTA – Di tengah sejuknya udara lereng Merapi, aroma rempah Nusantara menguar dari sudut-sudut Desa Wisata Pentingsari. Bukan sekadar nostalgia rasa, tetapi menjadi penanda dimulainya gerakan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat yang digagas oleh Program Studi Pariwisata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI). Kegiatan bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Pentingsari dalam Pengelolaan dan Inovasi Minuman Rempah Lokal” ini dilaksanakan pada 19 Juli 2025 di Desa Wisata Pentingsari, Yogyakarta.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian akademisi terhadap pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi masyarakat melalui potensi lokal. Melibatkan pelaku UMKM, kelompok perempuan, dan pegiat wisata desa, kegiatan ini menghadirkan pelatihan pembuatan minuman herbal tradisional seperti wedang uwuh, kunyit asam, dan temulawak. Tak hanya itu, pelatihan ini juga mencakup inovasi rasa dan teknik pengemasan modern.
“Rempah bukan sekadar warisan, tapi peluang ekonomi yang bisa terus berkembang jika dikemas dengan sentuhan kekinian,” ujar narasumber kegiatan, seorang pelaku industri kreatif dan penggiat herbal lokal. Para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga praktik langsung dalam meracik dan mengemas minuman rempah yang disesuaikan dengan selera pasar, tanpa menghilangkan esensi budaya.
Pelatihan ini juga memperkenalkan penulisan naratif (copywriting) dan pemanfaatan media sosial sebagai kanal promosi. Tujuannya adalah menciptakan produk rempah lokal yang tidak hanya diminati wisatawan, tetapi juga mampu menembus pasar yang lebih luas.
Dukungan aktif dari pemerintah desa dan komunitas pariwisata menjadi kekuatan kolaboratif dalam pengembangan potensi lokal. “Inilah wajah baru pariwisata berkelanjutan: masyarakat sebagai pelaku utama, bukan sekadar pelengkap atraksi wisata,” tambah perwakilan komunitas desa.
Dengan semangat pemberdayaan dan inovasi, Desa Wisata Pentingsari kini semakin mantap memantapkan diri sebagai destinasi wisata edukatif yang tak hanya memikat dari sisi alam dan budaya, tetapi juga siap bersaing melalui ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Redaksi03