DALAM rangka menyambut tahun baru Islam 1447 Hijriah, Pemerintah Desa Bedaro Rampak, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, menghidupkan kembali tradisi keagamaan yang mengakar kuat dalam budaya lokal namun sempat tergerus oleh modernisasi.
Selama tiga hari berturut-turut, mulai Jumat (27/06/2025) hingga Minggu (29/06/2025), masyarakat desa melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan menggelar doa bersama setiap sore usai salat ashar. Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi momen spiritual, namun juga bentuk konkret pelestarian nilai-nilai warisan leluhur.
Menurut Kepala Desa Bedaro Rampak, Putra Yansah, kegiatan ini merupakan upaya untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebersamaan, spiritualitas, dan kecintaan terhadap tradisi Islam yang dahulu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat desa.
“Ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi usaha nyata untuk mengingatkan generasi muda bahwa kita punya budaya religius yang kaya dan bernilai tinggi. Kita ingin identitas desa tetap hidup dan berkembang,” ujar Yansah.
Kegiatan ini menarik perhatian warga lintas generasi. Tidak hanya orang tua, anak-anak dan remaja pun turut serta, menjadikan kegiatan ini sebagai ajang transfer nilai antara generasi. Warga desa menyambut kegiatan tersebut dengan antusias dan penuh kekhidmatan.
Tradisi pembacaan Al-Qur’an dan doa awal Muharram ini dulu rutin dilakukan oleh para sesepuh desa. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan tersebut mulai terlupakan. Dengan dihidupkannya kembali tradisi ini, masyarakat berharap dapat memperkuat ikatan sosial dan spiritual yang selama ini menjadi fondasi kehidupan desa.
Pemerintah desa juga berkomitmen untuk menjadikan kegiatan ini sebagai agenda tahunan, dengan harapan dapat memperkaya khazanah budaya Islam lokal serta memperkuat jati diri masyarakat di tengah arus globalisasi.
Redaksi01-Alfian