Swakelola dan Fogging, Desa Karangrejo Bergerak Cepat

GRESIK – Desa Karangrejo, Kecamatan Manyar, menunjukkan praktik nyata kemandirian desa dalam membangun dan menjaga warganya. Pemerintah Desa (Pemdes) tidak hanya aktif dalam pembangunan fisik melalui swakelola, tetapi juga responsif terhadap ancaman kesehatan masyarakat seperti wabah Demam Berdarah Dengue (DBD).

Di tahun 2025, Pemdes Karangrejo memprioritaskan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di kawasan lapangan olahraga desa sepanjang 46 meter. Proyek ini dikerjakan secara swakelola dengan anggaran sebesar Rp65 juta dari Dana Desa. Uniknya, pelaksana proyek berasal dari warga setempat, yakni Suyitno, tokoh masyarakat dari RT05.

Kepala Desa Karangrejo, Moh. Miftahul Ilmi, menjelaskan pada Senin (23/06/2025), bahwa swakelola berarti seluruh proses pekerjaan dilakukan secara mandiri oleh warga desa, tanpa keterlibatan kontraktor pihak ketiga. Model ini diyakini dapat memperkuat partisipasi masyarakat sekaligus efisiensi anggaran.

Apa yang dilakukan Pemdes? Pembangunan TPT lapangan olahraga dan penanganan DBD secara mandiri.
Siapa yang terlibat? Pemdes Karangrejo, warga desa (terutama RT05), dan Kepala Desa.
Kapan kegiatan berlangsung? Senin (23/06/2025) dan dilanjutkan pekan itu.
Di mana kegiatan dilakukan? Desa Karangrejo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Mengapa ini dilakukan? Untuk memperkuat sarana publik dan merespons kasus DBD yang menewaskan seorang warga.
Bagaimana pelaksanaannya? Melalui sistem swakelola pembangunan dan fogging mandiri oleh desa.

Selain pembangunan, Pemdes Karangrejo juga merespons cepat lonjakan kasus DBD. Setelah tercatat enam warga terjangkit, dengan satu korban meninggal—seorang siswa SMA usia 16 tahun—Pemdes melakukan fogging ke 1.009 rumah warga secara mandiri.

“Kami turut berduka dan mengajak seluruh warga untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan,” ujar Ilmi, sembari mengingatkan bahwa musim hujan meningkatkan risiko berkembangnya nyamuk Aedes aegypti di tempat-tempat genangan seperti kaleng bekas, bak mandi, dan saluran air.

Langkah cepat ini menunjukkan bagaimana desa mampu menjadi aktor utama dalam menghadapi tantangan lokal, baik di sektor pembangunan maupun kesehatan. Dengan keterlibatan masyarakat dan prinsip gotong royong, Karangrejo membuktikan bahwa desa tidak harus selalu menunggu, tetapi bisa menjadi penggerak solusi dari dalam.

 

About redaksi01

Check Also

81 Desa Bangka Rampungkan Pendirian KDKMP

pemerintah Kabupaten Bangka berhasil merampungkan pendirian Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih (KDKMP) di seluruh wilayah …

Piala Bupati Seruyan 2025 Resmi Bergulir

PULUHAN tim sepak bola dari berbagai kecamatan di Kabupaten Seruyan mengikuti Turnamen Sepak Bola Piala …

Kades Cup 2025 Resmi Dibuka, Warga Cikahuripan Antusias

Ratusan warga Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, memadati lapangan desa pada Sabtu, 22 Juni …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *