SOLOK – Tantangan gizi di Indonesia kini semakin kompleks, tidak hanya menyangkut kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi yang mulai menjadi persoalan baru bagi masa depan anak-anak. Merespons kondisi tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok mengambil langkah strategis dengan menggelar pelatihan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) bagi para kader Posyandu.
Pelatihan berlangsung selama tiga hari, mulai 24 hingga 26 Juni 2025, di Aula dr. Umar Ismail Rivai, M.Kes. Sebanyak 30 kader Posyandu dari berbagai wilayah Kota Solok turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka dibekali pemahaman dan keterampilan tentang pentingnya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat waktu, berkualitas, dan sesuai dengan prinsip gizi seimbang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok, Dr. Ns. Elvi Rosanti, S.Kep, M.Kes, membuka kegiatan ini secara langsung, didampingi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Ns. Hartini, S.Kep, M.Biomed. “Pelatihan ini adalah investasi untuk masa depan anak-anak kita. Dengan pemahaman yang benar tentang PMBA, kader bisa menjadi garda terdepan dalam mengatasi masalah gizi di tingkat masyarakat,” tegas Elvi Rosanti dalam sambutannya, Selasa (24/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa PMBA dirancang untuk memastikan anak usia 0–2 tahun menerima asupan nutrisi optimal, baik melalui ASI eksklusif maupun makanan pendamping setelah usia enam bulan. “Periode dua tahun pertama adalah jendela emas tumbuh kembang anak. Jika salah langkah, dampaknya bisa permanen,” ujarnya.
Pelatihan ini disusun dengan metode pembelajaran orang dewasa yang interaktif. Para kader tidak hanya menerima materi secara klasikal, tetapi juga terlibat dalam diskusi kelompok, simulasi konseling, serta penyusunan rencana tindak lanjut yang akan diterapkan di masing-masing Posyandu.
Sebagai narasumber, Irma Ratna Armeida, S.Gz, menyampaikan pentingnya pendekatan konseling dalam menyampaikan edukasi gizi kepada masyarakat. Ia juga menekankan perlunya memperhatikan kualitas MP-ASI yang diberikan kepada anak. “MP-ASI lokal jauh lebih berkelanjutan karena memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita. Namun, yang paling penting adalah kandungannya harus memenuhi prinsip gizi seimbang, tidak hanya tinggi karbohidrat, tetapi juga cukup protein, vitamin, dan mineral,” jelas Irma.
Melalui pelatihan ini, Dinkes Kota Solok berharap kader Posyandu tidak hanya aktif, tetapi juga kompeten dan berdaya dalam mendampingi masyarakat menghadapi isu gizi, termasuk dalam upaya menurunkan angka stunting dan mencegah kelebihan gizi pada anak. []
Redaksi10