KARANGANYAR – Upaya memajukan pariwisata lokal di Desa Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mendapat suntikan semangat baru melalui pendekatan kreatif berbasis teknologi audio-visual. Mahasiswa dan dosen dari Program Studi Destinasi Pariwisata serta Film dan Televisi Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menggandeng UMKM JPHD Multimedia serta warga desa dalam produksi film pendek bertema promosi wisata lokal.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk Pendampingan Inovasi Produk Film Pendek UMKM JPHD Multimedia pada Objek Wisata Desa Girimulyo, yang digelar sejak Kamis hingga Sabtu (12-14 Juni 2025).
Fokus utama dari program ini adalah mendampingi pelaku UMKM di bidang dokumentasi video, khususnya JPHD Multimedia, dalam memproduksi film pendek sebagai media promosi digital destinasi wisata setempat. Sinergi antara institusi pendidikan, pelaku usaha, dan masyarakat ini dinilai strategis untuk mendongkrak daya tarik Girimulyo sebagai destinasi wisata alternatif di Karanganyar.
“Kami mencoba memanfaatkan UMKM lokal dengan teknologinya seperti JPHD untuk berinovasi dalam memproduksi film pendek, terutama mengangkat potensi wisata di wilayahnya, yaitu desa Girimulyo ini,” ujar Titus Soepono Adji, anggota pengusul sekaligus penginisiasi program.
Puncak kegiatan berlangsung dalam bentuk workshop pembuatan film dan videografi konten yang diselenggarakan di Balai Desa Girimulyo. Workshop ini mendapat sambutan antusias, khususnya dari kalangan pemuda karang taruna yang terlibat aktif sebagai kru tata cahaya dalam simulasi produksi.
Ketua Tim Pengusul, Prajanata Bagiananda Mulia, mengapresiasi semangat para pemuda desa yang menunjukkan minat tinggi pada dunia perfilman. “Saya senang karena warga Girimulyo khususnya anak-anak muda punya semangat belajar yang luar biasa soal perfilman. Semoga ini bisa jadi awal mereka untuk terus berkarya,” ucapnya.
Proses pengambilan gambar dilakukan pada 13–14 Juni, menyasar beberapa destinasi unggulan seperti Senatah Adventure, Kebun Teh Gunung Cilik, dan lapangan wisata desa. Meski sempat terkendala cuaca, produksi tetap berjalan berkat kerja sama solid antara tim mahasiswa dan warga desa, yang juga turut membantu dari sisi logistik, akomodasi, bahkan menjadi figuran.
Film ini menampilkan tokoh utama bernama Pak Dede, yang diperankan oleh tokoh lokal Pak Gembel, Ketua Kru Wisata Senatah Adventure dan tubing. Keterlibatan warga dalam peran utama memperkuat nilai keaslian dan kedekatan budaya lokal dengan penonton.
Sutradara film, M Farel Putra Atmadja, berharap film ini mampu mengangkat potensi tersembunyi Girimulyo. “Kami ingin membuka mata publik terhadap kekayaan tersembunyi yang dimiliki Desa Girimulyo, mulai dari bentang alam yang memukau, inovasi lokal, hingga semangat gotong-royong masyarakatnya,” tuturnya.
Film dijadwalkan tayang perdana pada 21 Juni 2025 di Balai Desa Girimulyo, bertepatan dengan acara keraton yang diinisiasi ISI Solo. Penayangan ini diharapkan menjadi titik awal dari strategi promosi digital berkelanjutan bagi wisata Girimulyo melalui media daring.
Lebih dari sekadar hasil karya seni, kolaborasi ini menjadi perwujudan nyata integrasi dunia akademik, UMKM, dan komunitas dalam satu misi: membangun desa melalui medium yang dekat dengan generasi muda dan sarat makna kebudayaan. []
Redaksi10