MOJOKERTO – Wakil Bupati Mojokerto, M. Rizal Oktavian, menegaskan bahwa desa memiliki peran strategis sebagai ujung tombak pembangunan nasional. Oleh karena itu, desa dituntut untuk terus berinovasi dan memperkuat kolaborasi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan Rizal saat menghadiri penilaian lapangan Lomba Desa dan Kelurahan tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2025 di Desa Ngarjo, Kecamatan Bangsal, Selasa (3/6/2025).
Menurut Rizal, kegiatan lomba desa bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi menjadi sarana penting untuk mengevaluasi kinerja pemerintah desa secara menyeluruh. Ia menyebut, melalui kompetisi ini, setiap desa memiliki ruang untuk menunjukkan capaian, mengidentifikasi tantangan, serta berbagi inspirasi demi kemajuan bersama.
“Perlombaan ini menjadi momen evaluatif yang sangat strategis. Dari sini, kita bisa melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan. Juga, menjadi sumber motivasi bagi desa lain untuk terus berbenah dan berinovasi,” ungkap Rizal.
Lebih lanjut, Rizal menekankan bahwa kemajuan atau kemunduran bangsa sejatinya bergantung pada pembangunan dari akar, yakni desa. Ia menyebut desa sebagai fondasi sistem sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Seiring waktu, pemerintah desa dinilai telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal transparansi, akuntabilitas, kecepatan layanan publik, serta pelaksanaan program pemberdayaan.
“Peran serta masyarakat juga semakin kuat. Itu semua hasil dari kerja keras, sinergi, dan semangat gotong royong semua elemen di desa,” tambahnya.
Kendati begitu, Rizal tidak menutup mata terhadap sejumlah persoalan yang masih dihadapi desa, terutama terkait sumber daya manusia (SDM). Ia menyoroti masih terbatasnya kapasitas teknis perangkat desa dalam bidang perencanaan, pengelolaan keuangan, teknologi informasi, hingga pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, ketergantungan terhadap bantuan pemerintah dinilai menjadi hambatan dalam mewujudkan kemandirian desa. Banyak desa yang belum optimal dalam menggali potensi pendapatan asli desa (PADes).
“Tak kalah penting, modernisasi juga menjadi tantangan tersendiri. Arus perubahan yang cepat bisa mengikis ketahanan budaya dan nilai-nilai lokal jika tidak diimbangi dengan upaya pelestarian,” paparnya.
Rizal pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendorong desa agar menjadi ruang inovasi, pembelajaran, dan penguatan kapasitas. Ia menegaskan pentingnya pembangunan desa yang berkelanjutan dengan dukungan jejaring, kebijakan, dan peningkatan kompetensi.
“Desa harus dibekali pengetahuan dan ruang tumbuh agar mampu beradaptasi dalam menghadapi berbagai tantangan,” tandasnya. []
Redaksi10