Akses Terputus, Anak Sekolah di Muara Kaman Gunakan Feri Gratis

MUARA KAMAN – Banjir yang melanda dua desa di Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), memaksa kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas 1 hingga 3 sekolah dasar dan anak-anak PAUD dihentikan sementara. Kebijakan ini diambil demi menjaga keselamatan mereka di tengah naiknya permukaan air yang kian mengkhawatirkan.

Langkah antisipatif itu dilakukan menyusul kondisi air yang terus meninggi, menggenangi sebagian besar wilayah permukiman, termasuk jalur akses menuju sekolah. Camat Muara Kaman, Berliang, menegaskan bahwa keputusan meliburkan para siswa usia dini tersebut mempertimbangkan faktor kerentanan mereka terhadap bahaya banjir.

“Yang kami khawatirkan itu anak-anak kelas 1 sampai kelas 3 ini, karena mereka masih kecil dan mudah sekali tergoda untuk bermain air. Air pasang saat ini sedang pasang dan kami tidak ingin kecolongan. Jadi mereka kami liburkan, tapi tetap diberikan tugas-tugas sekolah dan belajar dari rumah,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Jumat (25/4/2025).

Sementara itu, proses belajar mengajar untuk siswa kelas 4 hingga 6, serta pelajar tingkat SMP dan SMA, masih berlangsung dengan pengawasan ketat. Pihak kecamatan terus memantau jalannya proses belajar, baik secara tatap muka maupun daring, serta perkembangan kondisi banjir setiap hari.

Belum ada kepastian kapan aktivitas belajar mengajar akan kembali normal, khususnya bagi siswa yang saat ini diliburkan. Namun, keselamatan peserta didik menjadi prioritas utama bagi semua pihak.

Di Desa Muara Kaman Ulu, Kepala Desa Hendra mengungkapkan bahwa hampir seluruh siswa kelas bawah dari SD 004 dan SD 015, termasuk anak-anak TK, telah diliburkan. Ia menyebut, jalan darat kini tidak bisa dilalui, sehingga masyarakat bergantung penuh pada moda transportasi air.

“Anak-anak naik feri, tapi kami bersyukur pemilik feri memberi keringanan. Untuk anak sekolah, biaya feri digratiskan. Pemerintah desa hanya bisa bantu dari sisi BBM karena dana kami masih terbatas,” ucapnya.

Permukaan air di wilayah tersebut dilaporkan telah mencapai sekitar satu meter atau setinggi pinggang orang dewasa. Kondisi ini menyulitkan aktivitas warga, terutama anak-anak sekolah yang harus menempuh jalur air untuk sampai ke sekolah mereka.

Kondisi serupa juga terjadi di Desa Muara Kaman Ilir. Kepala Desa Iskandar menyampaikan bahwa pihaknya turut mengambil langkah meliburkan siswa kelas 1 hingga 3 SD di dua sekolah yang ada di wilayahnya, yakni SD 027 dan SD 03, serta anak-anak TK.

“Yang kami takutkan adalah mereka berenang. Kami ingin mengantisipasi sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.

Menurut Iskandar, kegiatan belajar bagi siswa kelas 4 ke atas dan pelajar jenjang SMP maupun SMA masih berlangsung, namun dilakukan dengan pengawasan ketat dari para guru. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan tidak membiarkan anak-anak keluar rumah sebelum banjir benar-benar surut.[]

Redaksi10

About Rara

Check Also

Angin Puting Beliung Terjang Bangka Selatan, 37 Rumah Rusak Parah

BANGKA – Puluhan rumah warga di Desa Sadai, Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, mengalami …

Tiga Rumah Hanyut Akibat Banjir Bandang di Bengkulu Tengah

BENGKULU – Sebanyak tiga rumah di bantaran sungai di Desa Taba Baru, Kecamatan Taba Penanjung, …

Delapan Desa di Aceh Tenggara Terendam Banjir, Aktivitas Warga Terganggu

ACEH TENGGARA  – Hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh Tenggara sejak dini hari hingga pagi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *