KUTAI KARTANEGARA – Peradaban, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai kemajuan dalam kebudayaan, kecerdasan, atau kesopanan. Kata “peradaban” berasal dari kata dasar “adab”, yang dalam pandangan Islam merujuk pada norma atau aturan sopan santun yang berlandaskan ajaran agama.
Pentingnya membangun peradaban ini menjadi sorotan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan rest area di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Selasa (11/2/2025). Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menegaskan bahwa pembangunan rest area ini bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari gerakan membangun peradaban.
Ajakan Akmal Malik untuk mewujudkan gerakan ini berawal dari pengalamannya saat melakukan perjalanan dinas ke wilayah selatan Kalimantan Timur. Selama perjalanan yang berlangsung berjam-jam dan melewati berbagai kondisi jalan, muncul kebutuhan mendesak untuk memperoleh fasilitas sanitasi yang layak.
Dalam situasi seperti itu, secara naluriah seseorang akan mencari tempat yang layak untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, seperti masjid, musala, atau fasilitas MCK milik warga. Namun, jika fasilitas tersebut tidak tersedia, sering kali orang terpaksa menggunakan tempat terbuka seperti area pepohonan atau semak belukar.
“Tempat ini akan mengurangi kebiasaan lama yang kurang beradab, yaitu buang hajat di bawah pohon. Malu kita kalau masih seperti itu,” ujar Akmal dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa penyediaan fasilitas dasar merupakan tanggung jawab pemerintah. Menurutnya, kesejahteraan masyarakat belum sepenuhnya terwujud jika masih ada warga yang harus buang air di tempat terbuka karena minimnya fasilitas sanitasi.
Karena itu, Akmal mengajak perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kalimantan Timur untuk turut serta dalam pembangunan fasilitas layanan dasar, seperti rest area di lokasi-lokasi strategis.
“Kita mulai dari hal kecil dulu, menyediakan rest area yang dapat memberi kenyamanan bagi masyarakat,” ajaknya.
Rest area yang dibangun ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat singgah untuk memenuhi kebutuhan sanitasi, tetapi juga sebagai pusat ekonomi masyarakat. Di lokasi tersebut disediakan kios-kios kecil yang dapat dimanfaatkan warga untuk berjualan makanan dan minuman.
Akmal mengapresiasi langkah Pertamina dan para pemilik konsesi pertambangan batu bara yang turut berpartisipasi dalam pembangunan rest area di Desa Prangat Baru. Desa ini merupakan jalur utama yang menghubungkan Samarinda dengan Bontang, sehingga keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pengguna jalan.
“Jangan sampai kita hanya fokus pada proyek-proyek besar, tetapi melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat mendasar bagi masyarakat,” tegasnya.
Sebagai bagian dari acara peresmian, Pj Gubernur bersama pihak terkait juga melakukan penanaman bibit kopi Liberica dan pohon aren (Arenga pinnata), yang diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi tambahan bagi masyarakat sekitar.
Dalam acara tersebut, Akmal Malik didampingi oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kaltim Andi Sofyan Hasdam, Ketua Komisi III DPRD Kaltim Abdullah, anggota DPRD Kaltim Baharuddin Demmu, Ketua Forum Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Mineral dan Batu Bara (Minerba) Muslim Gunawan, serta sejumlah pejabat daerah lainnya.[]
Redaksi10