KUTAI KARTANEGARA – Pendangkalan Sungai Belayan yang selama ini menghambat aktivitas transportasi dan distribusi barang di Kecamatan Kembang Janggut, kini akan segera ditangani melalui program normalisasi. Langkah ini dianggap tidak hanya sebagai solusi teknis, tetapi juga sebagai upaya strategis untuk meningkatkan konektivitas antar desa dan mendongkrak perekonomian di wilayah terpencil.
Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kembang Janggut, Suhartono, menjelaskan bahwa Sungai Belayan memiliki peranan yang sangat penting bagi warga desa seperti Muai, Bukit Layang, Kelekat, Long Beleh Haloq, dan Long Beleh Modang. Sebagai jalur utama transportasi, pendangkalan sungai ini telah menghambat distribusi barang dan mobilitas masyarakat, terutama pada musim kemarau saat air sungai surut.
“Sungai ini adalah urat nadi transportasi bagi desa-desa terpencil. Pendangkalan menyebabkan sedimen menumpuk dan menghalangi jalur perahu, terutama ketika air surut. Hal ini mengganggu distribusi barang kebutuhan pokok dan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat,” ungkap Suhartono.
Program normalisasi Sungai Belayan ini dirancang bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar). Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kelancaran transportasi antar desa, sehingga mobilitas barang dan orang menjadi lebih efisien. Tim teknis juga tengah melakukan survei awal untuk memastikan bahwa proyek ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sepanjang aliran sungai.
“Normalisasi ini akan memastikan arus transportasi tetap lancar sepanjang tahun, baik saat musim hujan maupun kemarau,” tambah Suhartono saat dihubungi melalui telepon, Minggu (1/12/2024).
Selain meningkatkan kelancaran transportasi, normalisasi Sungai Belayan juga diharapkan dapat memperbaiki distribusi kebutuhan pokok dan hasil bumi, yang selama ini sangat bergantung pada jalur sungai. Dengan sungai yang lebih bersih dan dalam, diharapkan aktivitas ekonomi di desa-desa terpencil dapat lebih berkembang.
Proyek ini diharapkan juga menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan akses yang lebih baik ke pasar, desa-desa yang sebelumnya terisolasi akan memiliki peluang untuk berkembang lebih pesat, sementara biaya transportasi dapat ditekan.
“Kami optimistis, normalisasi sungai ini akan membawa dampak besar dalam jangka panjang. Tidak hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat untuk berkembang,” tutupnya. []
Redaksi10