KALIMANTAN TIMUR – Keindahan Desa Al-Hutaib termasyur ke seluruh penjuru dunia. Desa ini berada pada ketinggian 3200 meter di atas permukaan laut. desa ini adalah daerah yang sangat panas. Cuacanya sangat dingin di pagi hari di musim dingin. Tidak ada seorang pun yang bisa keluar dari selimut di pagi hari, namun begitu matahari terbit, panasnya menjadi tak tertahankan. Ini sangat populer di kalangan wisatawan.
Di kutip oleh media, Al-Hutaib adalah desa yang sangat indah. Desa ini terletak di puncak bukit dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Pemandangan desa ini sangat indah dan unik, karena letaknya yang berada di atas awan. Selain itu, desa ini juga memiliki sejarah yang kaya, karena pada abad ke-10 dan ke-11 desa ini pernah menjadi tempat penyebaran aliran Syiah Ismailiyah di Yaman.
Desa ini masih dicintai oleh penganut aliran Syiah Ismailiyah sampai saat ini. Namun, desa ini juga punya misteri yang sangat menarik, karena banyak orang mengatakan bahwa desa ini adalah satu-satunya di dunia yang tidak pernah turun hujan. Apakah benar begitu? Sekarang apa alasan dibalik tidak adanya hujan di tempat indah ini? Desa indah ini berada di atas awan karena ketinggiannya. Awan terlihat di bawah desa ini sehingga orang merasa berada di surga. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya hujan di desa ini.
Awan terbentuk di bawah desa ini dan hujan turun di bawahnya. Karena situasi ini penduduk desa tidak mendapatkan setetes pun hujan. Desa ini memiliki ciri arsitektur tradisional dan modern. Penduduk desa ini termasuk dalam Al-Bohra atau Al-Mukrama. Orang-orang ini disebut komunitas Yaman. Mereka milik komunitas Muslim Muhammad Burhanuddin.
Ribuan wisatawan datang ke sini setiap tahun untuk melihat kehebatannya. Pemukiman atau tekstur rumah menarik perhatian masyarakat. Alasan lain untuk datang adalah untuk melihat pembentukan dan hujan awan. Desa Al-Hutaib juga memiliki misteri yang menarik, karena banyak orang mengklaim bahwa desa ini adalah satu-satunya desa di dunia yang tidak pernah terkena hujan.
Peristiwa ini didasarkan pada fakta bahwa desa ini berada di atas awan, yang membuat desa ini terhindar dari hujan yang turun di bawahnya. Peristtiwa ini juga didukung oleh penduduk setempat, yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah melihat hujan di desa ini, dan bahwa tanaman di desa ini hanya tumbuh dengan embun.
Namun, menurut Weather Atlas, sebuah situs yang menyediakan informasi tentang cuaca di seluruh dunia, desa Al-Hutaib memiliki curah hujan yang rendah, tetapi masih ada hujan setiap bulan. Curah hujan rata-rata di desa ini adalah sekitar 300 mm per tahun, yang terjadi terutama pada bulan-bulan musim semi dan musim gugur.
Jadi, desa Al-Hutaib bukanlah desa yang tidak pernah hujan, melainkan desa yang jarang hujan. Desa ini masih bisa terkena hujan, terutama ketika awan-awan di atasnya menjadi tebal dan berat, sehingga turun ke bawah dan membawa hujan. Desa ini juga bisa terkena hujan, ketika angin bertiup kencang dan menggiring awan-awan dari arah lain, sehingga menutupi desa ini. Desa ini juga bisa terkena hujan, ketika ada perubahan iklim atau fenomena alam yang mempengaruhi cuaca di daerah ini. []
Redaksi09