UPAYA pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal kembali mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui Surat Keputusan Gubernur DIY, sebanyak lima kalurahan resmi ditetapkan sebagai Desa Mandiri Budaya 2025, dalam rangka memperkuat kemandirian desa berbasis nilai-nilai budaya.
Lima kalurahan tersebut adalah Ngeposari, Pleret, Nglanggeran, Wukirsari, dan Bendung, yang kini menyusul jejak desa-desa sebelumnya yang telah terlebih dahulu menyandang status serupa.
Penetapan ini diumumkan dalam Rapat Kerja Penyelenggaraan Kebijakan Desa/Kalurahan Mandiri Budaya 2025 yang diselenggarakan di Hotel Royal Darmo, Yogyakarta, pada Kamis (10/07/2025).
Pj Sekda DIY, Aria Nugrahadi, dalam sambutannya menegaskan bahwa Desa Mandiri Budaya bukan hanya tentang pelestarian adat dan tradisi, tetapi juga bagaimana kebudayaan dijadikan fondasi pengembangan ekonomi, pariwisata, dan tata kelola desa.
“Dengan ditetapkannya lima kalurahan ini, kita berharap kemandirian budaya dapat menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat. Budaya harus hadir sebagai solusi pembangunan, bukan sekadar simbol warisan,” ujarnya.
Penetapan Desa Mandiri Budaya ini juga menjadi bagian dari inisiatif lebih luas yang digagas Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), yang menginisiasi kunjungan pembelajaran pengembangan potensi desa. Desa-desa penerima SK akan menjadi contoh dan destinasi pembelajaran bagi daerah lain.
Kalurahan-kalurahan tersebut memiliki potensi yang beragam. Misalnya, Kalurahan Nglanggeran dikenal dengan ekowisata berbasis geopark dan revitalisasi tradisi lokal, sementara Kalurahan Wukirsari terkenal akan kerajinan batiknya yang sudah merambah pasar mancanegara.
Program ini tidak hanya menempatkan desa sebagai penerima manfaat, melainkan juga sebagai agen perubahan. Dengan mengintegrasikan budaya, ekonomi kreatif, dan teknologi, Desa Mandiri Budaya diharapkan dapat menciptakan model pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal.
Ke depan, pemerintah akan memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, fasilitasi pemasaran produk budaya, hingga pengembangan platform digital untuk mempromosikan potensi desa secara lebih luas.
Redaksi01-Alfian