PEMERINTAH Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) memanfaatkan momentum libur sekolah untuk menginisiasi program kunjungan pembelajaran bertajuk “Jelajah Potensi Desa”. Program ini ditujukan untuk memperkenalkan praktik terbaik dalam pengembangan desa wisata kepada masyarakat luas sekaligus memperkuat posisi desa sebagai destinasi edukatif.
Inisiatif ini mendapat respons positif seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap desa wisata. Menurut data dari Kementerian Pariwisata, kunjungan ke desa wisata melonjak antara 30 hingga 50 persen pascapandemi COVID-19. Desa kini bukan sekadar tempat tinggal masyarakat agraris, melainkan telah menjelma menjadi pusat inovasi dan budaya yang memikat wisatawan.
Kepala DPMD Sumbawa, Ir. H. Ardiansyah, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar wisata biasa. “Kami ingin mengubah cara pandang terhadap desa. Ini bukan hanya tempat berlibur, tapi ruang belajar yang hidup—tentang kemandirian, ekonomi kreatif, dan pelestarian budaya,” ujarnya.
Sejalan dengan semangat tersebut, pihak swasta turut mengambil bagian. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menghadirkan insentif khusus berupa diskon 30 persen untuk paket wisata dan atraksi di desa-desa binaan mereka yang tergabung dalam program Desa Bakti BCA. Tujuannya, mempermudah akses masyarakat sekaligus mendukung perputaran ekonomi desa.
“Liburan kini bukan hanya soal rekreasi, tapi juga refleksi. Kami percaya, pengalaman di desa bisa membentuk cara pandang baru tentang pembangunan berkelanjutan,” kata Senior Vice President BCA, Ratih Indraswari.
Program ini menjangkau berbagai elemen, dari pelajar hingga pelaku usaha kecil yang ingin meniru kesuksesan desa-desa inovatif. Salah satu lokasi unggulan dalam kunjungan ini adalah Desa Maman, yang berhasil mengembangkan ekowisata berbasis komunitas serta pengolahan hasil pertanian menjadi produk ekspor.
Pakar pembangunan desa, Dr. Rendra Mahfud dari Universitas Mataram, menyebut kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sebagai kunci keberlanjutan program. “Jika sinergi ini terus terjalin, desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tapi subjek perubahan,” ucapnya.
Dengan inisiatif semacam ini, Sumbawa menegaskan komitmennya dalam membangun desa berbasis potensi lokal, sambil membuka ruang pembelajaran bagi masyarakat luas.
Redaksi01-Alfian