Rusmini Hakim, Kades Inspiratif di Perbatasan yang Bangkitkan Ekonomi Desa Lewat BUMDes

NUNUKAN – Kepala Desa Srinanti, Kecamatan Seimanggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Rusmini Hakim, menjadi sosok inspiratif di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia. Di tengah dominasi perkebunan kelapa sawit dan keterbatasan infrastruktur, Rusmini berhasil menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan fokus pada penyediaan air bersih dan pengembangan kebun hortikultura.

Desa Srinanti, yang dihuni mayoritas eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia dan warga transmigran, kini telah mandiri dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan pangan. “Untuk penyediaan air bersih warga sudah lumayan lama kita kelola, tapi untuk kebun hortikultura baru dua tahun. Tapi Alhamdulillah, Desa Srinanti sudah mampu menyediakan sayuran segar untuk masyarakat. Setiap hari mereka belanja langsung di kebun,” ujar Rusmini saat ditemui di kantornya.

Pemerintah desa menyisihkan 20 persen pendapatan desa untuk dikelola BUMDes. Hasilnya, unit usaha tersebut mampu meraup pendapatan hingga Rp60 juta per tahun. Dana itu digunakan untuk pengadaan bibit sayuran, pembayaran tenaga kerja kebun, serta persediaan benih hortikultura lainnya.

Kini, desa memiliki beragam tanaman pangan seperti sayuran hijau, jagung, semangka, cabai (lombok), hingga pare. Tahun ini, luas kebun hortikultura akan ditambah dua hektare lagi sebagai bagian dari program ketahanan pangan. “Kita sudah ada hampir semua sayuran hijau. Tahun ini, kita tambah dua hektar lagi untuk program ketahanan pangan,” lanjut Rusmini.

Melihat peluang ekonomi lain, Rusmini juga merintis usaha penyediaan onderdil dan oli kendaraan. Usaha ini menjawab kebutuhan kendaraan operasional kebun sawit yang kerap rusak, namun sulit mencari suku cadang di wilayah terpencil seperti Seimanggaris. “Peluang itu yang kita tangkap. Kita rembug dengan masyarakat, dan kita mulai penyediaan spare part juga oli kendaraan,” katanya.

Sebagai langkah pengelolaan lingkungan, Rusmini berencana membeli satu unit lori (truk) sampah. Rencana tersebut didasari meningkatnya jumlah penduduk di desa. “Kita akan berembug dengan warga, menentukan besaran retribusi sampah per bulan. Semoga usaha itu menambah pemasukan kas desa,” imbuhnya.

Melalui inovasi dan keberanian mencoba hal baru, Desa Srinanti perlahan bangkit menjadi desa mandiri yang tangguh secara ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Program “Mabbulo Sipedeceng” PKK Sidrap Sentuh UMKM dan Ketahanan Pangan Warga

SIDENRENG RAPPANG –  Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) melaksanakan kegiatan pembinaan bertajuk “Mabbulo …

Dari Sampah Jadi Cuan: Samtama Tawarkan Wisata Edukasi Lingkungan

JAKARTA – Desa Wisata Samtama, singkatan dari “Sampah Tanggung Jawab Bersama”, yang berlokasi di RW …

Ketahanan Pangan Dimulai dari Desa, Babinsa Turun ke Ladang

SEMANGAT gotong royong kembali hidup di Desa Patahuwe, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *