TABANAN – Universitas Warmadewa menunjukkan komitmennya dalam mendukung penguatan ekonomi desa melalui skema Pengabdian Berbasis Masyarakat (PBM). Salah satu program strategis yang tengah dilaksanakan adalah revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Semedi Karya di Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Program ini dipimpin oleh Cokorda Krisna Yudha, SE., SH., M.Si., Ak., BKP., ACPA., yang menegaskan bahwa BUMDes tersebut berada dalam kondisi “sakit” dan memerlukan penanganan serius dan berkelanjutan.
“BUMDes Semedi Karya saat ini berada pada titik rawan secara kelembagaan. Aktivitas usahanya sempat vakum dan mengalami stagnasi akibat lemahnya tata kelola, rendahnya pemahaman perpajakan, belum adanya strategi bisnis yang terarah, dan minimnya pengetahuan hukum dalam pengelolaan dana desa. Inilah yang menjadi dasar kami bergerak untuk menyehatkan dari akarnya,” ujar Cokorda Krisna Yudha, Senin (30/6/2025).
Melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Universitas Warmadewa menghadirkan tim lintas keahlian yang terdiri dari dosen akuntansi, hukum, dan manajemen, serta mahasiswa sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Fokus kegiatan mencakup penguatan tata kelola, pelaporan perpajakan, strategi bisnis, dan aspek hukum serta kontraktual dalam pengelolaan keuangan desa.
Permasalahan utama yang ditemukan meliputi lemahnya pemahaman perpajakan oleh SDM, ketiadaan strategi bisnis jangka panjang, serta kurangnya literasi hukum dalam pengelolaan keuangan dan kontrak publik. Sebagai solusi, tim menggelar pelatihan intensif penyusunan Surat Pemberitahuan (SPT), pelaporan keuangan menggunakan software akuntansi sederhana, penyusunan roadmap bisnis, digital marketing, hingga penyusunan SOP keuangan dan kontrak usaha.
Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama delapan bulan dengan pendekatan partisipatif dan studi kasus riil. BUMDes Semedi Karya dijadikan mitra produktif untuk mengimplementasikan berbagai pelatihan dan pendampingan. Bentuk kegiatan meliputi penyuluhan perpajakan, pelatihan strategi bisnis, pelatihan hukum dana pengelolaan desa, digitalisasi promosi BUMDes, serta penyusunan sistem manajemen internal.
“Kami tidak datang membawa teori, tapi solusi praktis. Semua materi kami turunkan dari hasil riset, best practice, dan pengalaman lapangan. Kami ingin memastikan BUMDes Semedi Karya tidak hanya sehat secara administratif, tetapi juga berdaya saing secara ekonomi,” jelas Cokorda.
Program ini juga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas Warmadewa, seperti keterlibatan mahasiswa di luar kampus, kontribusi dosen di masyarakat, serta kolaborasi lintas sektor. Dengan sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan BUMDes Semedi Karya menjadi contoh praktik baik pengelolaan usaha desa yang profesional dan transparan.
Universitas Warmadewa menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam penguatan ekonomi desa melalui pendekatan berbasis pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat.
Redaksi03