JOMBANG – Kentalnya nilai sejarah di wilayah Desa Pakel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, menjadi latar pelestarian budaya yang diwujudkan melalui penyelenggaraan lomba panahan tradisional tingkat nasional. Event ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga sarana menghidupkan kembali kisah masa lalu yang diyakini berkaitan erat dengan keberadaan Kerajaan Majapahit.
Menurut cerita turun-temurun yang berkembang di masyarakat, Desa Pakel diyakini pernah menjadi lokasi pelatihan pasukan pemanah Kerajaan Majapahit. Pusat latihan itu diyakini berada di Dusun Jemparing, yang hingga kini masih dikenal luas oleh masyarakat setempat.
Kepala Desa Pakel, Sudarmaji, menjelaskan bahwa riwayat tersebut menjadi inspirasi utama digelarnya kegiatan Gladhen Ageng Manggilingan, sebuah kompetisi panahan tradisional yang berskala nasional.
“Hal ini juga diperkuat dengan banyak ditemukannya arca peninggalan sejarah di wilayah desa kami,” terangnya.
Ia juga menyebutkan bahwa penamaan Dusun Jemparing diyakini berasal dari istilah “jemparingan”, yang merujuk pada seni memanah tradisional khas budaya Jawa dan biasanya dilakukan di lingkungan keraton.
”Penamaan Jemparing diketahui berasal dari kata jemparingan yang merujuk pada kegiatan memanah tradisional Jawa dan biasanya dilakukan di lingkungan keraton,” imbuhnya.
Sebagai bentuk konkret dari upaya pelestarian sejarah tersebut, Pemerintah Desa Pakel berkolaborasi dengan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Jawa Timur serta Perkumpulan Panahan Tradisional (PERPATRI) Nusantara Jaya (PNJ) Kabupaten Jombang. Kolaborasi ini menghasilkan kegiatan bertajuk Gladhen Ageng Manggilingan yang diselenggarakan di Lapangan Sasono Jemparing Manggilingan, Desa Pakel, pada Minggu (29/6).
Event tersebut diikuti oleh ratusan pemanah dari berbagai penjuru Indonesia, mencakup berbagai kategori, mulai dari anak-anak, wanita, hingga pria dari beragam kalangan dan usia.
”Pesertanya dari berbagai kategori, mulai anak-anak, wanita, dan pria dari berbagai kalangan dan usia. Tiga pemanah terbaik dari setiap kategori akan kami berikan apresiasi berupa uang pembinaan, piagam serta piala penghargaan,” tambahnya.
Gladhen Ageng Manggilingan menjadi salah satu kegiatan yang masuk dalam kalender tahunan budaya dan tradisi yang dicanangkan Pemerintah Desa Pakel. Melalui kegiatan ini, desa berupaya menjaga kesinambungan nilai-nilai lokal yang diwariskan oleh leluhur.
”Kami selaku jajaran pemdes ingin terus memelihara tradisi dan sejarah tersebut bagi anak cucu kami sebagai generasi penerus agar terus lestari ke depannya,” ujarnya.
Selama tahun 2025, Pemerintah Desa Pakel telah merancang dan mengemas beragam kegiatan adat dan tradisi lokal dalam tajuk Annual Cultural Events 2025 Calendar of Traditional and Cultural Desa Pakel. Seluruh kegiatan tersebut mengusung tagline Pakel Digdaya (Damai, Indah, Gemah, dan Berbudaya), yang menggambarkan semangat menjaga kedamaian, keindahan, dan kekayaan budaya desa.
”Harapan kami, kegiatan ini dapat menjadi perwujudan dalam pelestarian tradisi dan sejarah yang terus dapat terlaksana setiap tahun agar menjadi pengingat tradisi bagi masyarakat dan generasi penerus ke depannya,” pungkas Sudarmaji.
Redaksi03