Lansia Menari Janger: Semangat Berkesenian yang Tak Pernah Pudar

DALUNG — Gelaran Dharma Chanti Krama Badung Tahun Caka 1947 yang digelar di Wantilan Widya Mandala Utama Pura Dalem Gede, Desa Adat Dalung, Sabtu (31/5/2025), menjadi ajang pembuktian bahwa usia senja bukanlah penghalang untuk berkesenian. Kegiatan yang berlangsung khidmat dan meriah ini dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, S.H., serta para Sulinggih dari PHDI Jagat Badung.

Bupati Badung yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, A.A. Ngurah Raka Sukadana, S.P., M.Si., turut hadir bersama Wakil Ketua II DPRD Badung, I Made Wijaya, S.E., jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), para pejabat Pemerintah Kabupaten Badung, Camat Kuta Utara, I Putu Eka Parmana, S.STP., M.M., serta jajaran perangkat Desa Dalung.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah pementasan Tari Janger yang dibawakan oleh 12 penari lansia dari Banjar Cepaka, Kelurahan Kapal. Tarian tradisional ini menampilkan kombinasi gerakan sederhana namun penuh semangat, diiringi nyanyian janger yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan antara kelompok putri (janger) dan kelompok putra (kecak).

Para penari yang tergabung dalam dua sekaa janger, yakni Sekaa Janger Banjar Cempaka dan Sekaa Janger Banjar Langon, telah rutin berlatih di balai banjar masing-masing. Usia mereka rata-rata di atas 60 tahun, namun semangat dan keceriaan yang mereka tampilkan di panggung tak kalah dengan generasi muda.

Salah satu penari, Ibu Agung Mirah, mengungkapkan rasa syukurnya bisa tampil di usia senja. “Saya merasa sangat bahagia dan bangga bisa tampil menari Janger di usia saya sekarang. Meski sudah lansia, saya ingin menunjukkan bahwa semangat untuk berkesenian tidak pernah padam. Menari Janger mengingatkan saya pada masa muda dulu, dan kini saya bisa kembali merasakannya di atas panggung. Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan budaya kita,” ujarnya penuh semangat.

Penari lainnya juga menyampaikan kebanggaannya. Menurutnya, keberlangsungan budaya harus dijaga oleh seluruh generasi tanpa mengenal usia. “Melalui latihan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, saya sangat bahagia dan bangga terhadap diri saya dan teman lainnya yang juga ikut dalam kegiatan ini. Tarian Janger membawa rasa kebersamaan dan keceriaan yang luar biasa. Bisa tampil di hadapan penonton memberi saya semangat baru. Umur bukan halangan untuk tetap berkarya dan mencintai budaya Bali,” tuturnya.

Kehadiran para lansia dalam pementasan ini bukan hanya sebagai hiburan, tetapi menjadi pesan kuat bahwa pelestarian budaya tidak memiliki batas usia. Semangat mereka menjadi teladan bagi generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan warisan leluhur. []

Redaksi10

About admin01

Check Also

PPU Gandeng UGM Bangun Desa Tangguh di Kawasan IKN

SLEMAN — Dalam rangka memperkuat pembangunan desa berbasis potensi lokal di kawasan Ibu Kota Nusantara …

Pemkab Kukar Tanggapi Raperda Pembentukan 7 Desa Baru

TENGGARONG — Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Kartanegara, Sunggono, menyampaikan tanggapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar …

Desa Taman Gelar Pembinaan RT/RW, Fokus Tingkatkan Layanan dan Lingkungan

BONDOWOSO – Pemerintah Desa Taman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso menggelar kegiatan pembinaan bagi Ketua RT …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *