KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah kabupaten dan kota se-Kalimantan Timur menyatakan dukungannya terhadap program internet gratis desa yang digagas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Program ini diyakini menjadi salah satu fondasi penting dalam mewujudkan visi Generasi Emas Kaltim 2030.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kutai Barat, Rustam, menyampaikan bahwa pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Pemerintah Provinsi Kaltim terkait program tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat bertema Infrastruktur Jaringan dan Mewujudkan Generasi Emas Kalimantan Timur Tahun 2025–2030 yang digelar di Tenggarong, Kamis (15/5).
“Kami berharap setelah penandatanganan MoU ini, akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas teknis penyediaan layanan internet gratis di kampung-kampung,” ujarnya.
Rustam mengungkapkan, meski pembangunan infrastruktur digital di Kutai Barat terus berjalan, wilayah dengan blank spot (tidak ada sinyal) masih mencapai 9 persen, dan daerah dengan sinyal lemah tercatat sekitar 33 persen. Ia berharap, dengan hadirnya program internet gratis, seluruh masyarakat—terutama yang berada di area publik dan pedesaan—dapat menikmati layanan internet yang merata.
“Internet bukan hanya kebutuhan hiburan, tapi juga menjadi jembatan informasi dan pendidikan bagi masyarakat. Maka, pemerataan akses ini sangat penting,” imbuhnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Diskominfo Statistik dan Persandian Kabupaten Paser, Arief Rahman, juga menyatakan dukungannya terhadap program internet gratis desa. Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk konkret dalam mendukung transformasi digital daerah.
“Kami mendukung penuh program ini. Di Kabupaten Paser, kami telah mengidentifikasi lima titik lokasi yang tergolong sebagai daerah dengan sinyal lemah, dan berharap masyarakat di sana segera merasakan manfaat dari layanan internet yang andal,” katanya.
Arief menyebut, meskipun wilayah blank spot di Kabupaten Paser relatif sedikit, masih ada sejumlah wilayah terpencil yang belum terjangkau jaringan internet berkualitas. Untuk itu, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Diskominfo Provinsi guna memanfaatkan teknologi alternatif seperti Starlink.
“Kami sudah berdiskusi dengan provinsi, dan Starlink bisa menjadi solusi untuk menjangkau wilayah yang selama ini sulit mendapat sinyal,” jelasnya.
Di sisi lain, Arief juga mengingatkan pentingnya literasi digital masyarakat dalam menyambut kemudahan akses informasi ini. “Internet adalah dunia tanpa batas. Kami berharap masyarakat memanfaatkannya secara bijak dan positif demi kemajuan bersama,” tegasnya.
Program internet gratis desa di Kalimantan Timur diharapkan tidak hanya mempercepat transformasi digital, tetapi juga mendukung peningkatan kualitas pendidikan, pelayanan publik, serta ekonomi digital masyarakat pedesaan—menuju terwujudnya Generasi Emas Kaltim tahun 2030.[]
Redaksi10