KUTAI KARTANEGARA – Di tengah Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang lebih banyak menyasar anak sekolah, Lurah Melayu, Aditiya Rakhman, memilih untuk mengarahkan perhatian pada ibu hamil dan menyusui. Keputusan ini diambil karena ia melihat kelompok tersebut memiliki kebutuhan gizi yang tinggi, namun belum mendapatkan perhatian khusus dalam program nasional.
“Kesehatan ibu hamil dan menyusui sangat penting untuk masa depan generasi kita. Jika mereka tidak mendapatkan gizi yang cukup, akan meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi,” ungkap Aditiya pada Selasa (18/03/2025).
Meski tidak memiliki anggaran khusus untuk menjalankan program ini, Aditiya tidak tinggal diam. Ia berinisiatif untuk menggandeng Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kutai Kartanegara serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk bersama-sama mendukung pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan menyusui.
Dalam kepemimpinan Aditiya, Kelurahan Melayu mengandalkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk menjalankan program ini. DPMPD memberikan bantuan bahan makanan, sedangkan PKK bertanggung jawab dalam pengolahan dan pendistribusiannya kepada ibu hamil dan menyusui.
“Kami harus kreatif dalam mengatasi keterbatasan anggaran. Dengan bekerja sama dengan DPMPD dan PKK, program ini tetap dapat berjalan tanpa membebani anggaran kelurahan,” jelasnya.
Aditiya juga memastikan bahwa makanan yang diberikan memenuhi standar gizi yang telah ditetapkan oleh Puskesmas setempat. “Kami ingin memastikan makanan yang diberikan benar-benar bernutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi,” tambahnya.
Berdasarkan data dari Puskesmas setempat, jumlah ibu hamil dengan risiko kekurangan gizi di Kelurahan Melayu mengalami penurunan sejak program ini dilaksanakan.
Ke depan, Aditiya berharap ada dukungan lebih besar dari pemerintah daerah agar program ini bisa terus berlanjut dan berkembang. Ia juga berencana untuk memperluas jangkauan penerima manfaat, serta menambahkan pendampingan gizi dan edukasi bagi ibu hamil dan menyusui.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sangat dibutuhkan agar program ini bisa berjalan lebih luas dan berkelanjutan,” tegasnya.
Melalui dedikasi dan kepemimpinan Aditiya Rakhman, program ini menunjukkan bahwa keterbatasan anggaran tidak menjadi penghalang untuk memberikan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat. Program ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kepedulian dan kerja sama, perubahan positif dapat tercipta bagi kesehatan ibu dan anak di Kelurahan Melayu.
Penulis: Anggi Triomi
Penyunting: Nuralim