KUTAI KARTANEGARA – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatatkan keberhasilan dalam menurunkan angka stunting sepanjang tahun 2024. Capaian ini tidak lepas dari berbagai program yang dijalankan pemerintah daerah, terutama melalui optimalisasi posyandu. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar pun menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan posyandu guna mempertahankan serta menekan angka stunting lebih rendah lagi di tahun 2025.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, mengungkapkan bahwa pihaknya akan bekerja lebih keras untuk memastikan program-program penanggulangan stunting berjalan optimal.
“Keberhasilan Kukar dalam menekan angka stunting pada tahun 2024 kemarin tidak terlepas dari peran besar posyandu. Oleh karena itu, kami akan terus mengoptimalkan posyandu sebagai garda terdepan dalam pemantauan kesehatan ibu dan anak. Kami berkomitmen untuk bekerja lebih keras dalam melakukan pembinaan dan pemberdayaan,” ujar Arianto saat diwawancarai pada Rabu (26/02/2025).
Stunting masih menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kukar. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang, sehingga menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Pemerintah Kukar pun menjadikan posyandu sebagai pusat layanan kesehatan masyarakat yang berperan penting dalam upaya pencegahan stunting.
Menurut Arianto, salah satu faktor keberhasilan dalam menekan angka stunting adalah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemenuhan gizi anak.
“Kami telah melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat, khususnya ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita, tentang pentingnya asupan gizi seimbang. Posyandu menjadi tempat utama dalam memberikan pemantauan kesehatan, penyuluhan gizi, serta pemberian makanan tambahan bagi balita dengan risiko stunting,” jelasnya.
Di berbagai desa di Kukar, posyandu kini semakin aktif dalam menjalankan program pemantauan pertumbuhan anak. Kader posyandu bersama tenaga kesehatan rutin melakukan penimbangan, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, serta memberikan edukasi tentang pola asuh yang baik. DPMD juga mendorong agar fasilitas posyandu terus ditingkatkan, baik dari segi sarana dan prasarana maupun sumber daya manusia yang terlibat.
Keberhasilan dalam menurunkan angka stunting di Kukar tidak hanya berkat kerja keras DPMD dan tenaga kesehatan, tetapi juga melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, organisasi masyarakat, serta sektor swasta. Program-program yang dijalankan melibatkan pendekatan multisektoral agar upaya penanganan stunting lebih efektif dan berkelanjutan.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dalam menurunkan angka stunting, diperlukan sinergi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, tenaga kesehatan, hingga masyarakat sendiri. Kolaborasi ini sangat penting agar program yang sudah berjalan dapat terus ditingkatkan dan diperluas jangkauannya,” tambah Arianto.
Beberapa program unggulan yang telah dilakukan meliputi pemberian makanan tambahan bergizi, penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil dan menyusui, serta pelatihan bagi kader posyandu agar lebih aktif dalam melakukan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting. Selain itu, pemerintah juga telah memberikan dukungan dalam bentuk bantuan gizi dan peningkatan fasilitas kesehatan di berbagai desa.
Keberhasilan menekan angka stunting pada tahun 2024 menjadi motivasi bagi DPMD Kukar untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan stunting di tahun 2025. Arianto menegaskan bahwa DPMD akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap program yang telah berjalan, serta mencari inovasi baru agar posyandu semakin efektif dalam menjalankan fungsinya.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap posyandu. Selain itu, kami juga akan memperluas jangkauan layanan posyandu, terutama di daerah-daerah terpencil yang masih membutuhkan perhatian lebih. Kami ingin memastikan bahwa setiap anak di Kukar mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan berkembang dengan baik,” tegasnya.
Selain memperkuat peran posyandu, DPMD Kukar juga akan menggandeng lebih banyak pihak dalam program pencegahan stunting. Salah satunya adalah dengan melibatkan sektor swasta dan organisasi non-pemerintah dalam menyediakan dukungan tambahan, baik dalam bentuk bantuan gizi maupun peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan dan kader posyandu.
Dengan berbagai langkah yang telah dan akan dilakukan, DPMD Kukar optimistis bahwa angka stunting di daerah tersebut dapat terus ditekan. Harapannya, generasi masa depan Kukar akan tumbuh dengan lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing dalam pembangunan daerah maupun nasional. *
Penulis: Anggi Triomi
Penyunting: Nuralim