ADVERTORIAL – Sebuah produk kopi lokal dari Desa Cipari Makmur kini menjadi kebanggaan masyarakat Muara Kaman. Kopi Hitam Mantap Muara Kaman atau Kohiman, tidak hanya menghadirkan cita rasa unik bagi para penikmat kopi, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi petani di wilayah tersebut.
Kelompok Tani Desa Cipari Makmur menjadi pionir dalam pengembangan Kohiman dengan mengelola lebih dari 200 pohon kopi lokal. Dari hasil panen mereka, biji kopi diolah menjadi produk bernilai tinggi yang menonjolkan kekayaan rasa sekaligus budaya Muara Kaman.
“Kohiman bukan sekadar minuman, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Muara Kaman. Ini adalah bukti nyata potensi besar pertanian kami,” ujar Camat Muara Kaman, Barliang, Senin (05/05/2025).
Produk kopi ini hadir dalam dua varian, yakni original dan jahe. Varian jahe menjadi favorit karena memberikan sensasi hangat dan aroma khas yang mencerminkan kreativitas para petani lokal. Barliang menekankan, produk ini diharapkan bisa bersaing tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga nasional. “Kami ingin Kohiman menjadi produk unggulan yang tak hanya diminati di pasar lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar nasional,” tambahnya.
Hadirnya Kohiman memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian petani. Selama bertahun-tahun, pendapatan masyarakat desa bergantung pada komoditas pangan dengan nilai jual yang relatif stagnan. Dengan inovasi di sektor kopi, pendapatan mereka meningkat dan peluang ekonomi baru mulai terbuka. “Kohiman membuka peluang baru bagi petani. Ini menunjukkan bahwa jika potensi lokal dikelola dengan baik, hasilnya bisa luar biasa,” kata Barliang.
Pemerintah kecamatan dan kelompok tani telah menyusun strategi untuk memperluas jangkauan Kohiman, termasuk peningkatan kapasitas produksi melalui alat modern, promosi di pameran daerah, dan sertifikasi produk agar memenuhi standar nasional. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membawa Kohiman menjadi ikon kopi khas Kalimantan Timur.
“Dengan rasa khas dan kualitas tinggi, Kohiman bisa membawa nama Muara Kaman ke tingkat nasional, bahkan internasional,” ungkap Barliang optimistis.
Keberhasilan Kohiman tercapai berkat sinergi antara petani, kelompok tani, dan pemerintah daerah melalui pelatihan, dukungan teknologi, dan promosi pasar. Sebagai bagian dari program prioritas Pemkab Kukar, Kohiman menjadi contoh pemberdayaan produk lokal yang sukses dan berkelanjutan.
“Kohiman adalah cerita tentang kebanggaan, budaya, dan inovasi. Kami berharap Kohiman juga menjadi daya tarik wisata Muara Kaman dan menciptakan ekosistem ekonomi berbasis kopi yang berkelanjutan,” tutup Barliang.
Produk ini kini menjadi simbol perjuangan petani lokal sekaligus harapan besar bagi kesejahteraan masyarakat Muara Kaman, dengan potensi menjadikannya ikon kopi nasional yang mengangkat nama Kutai Kartanegara.[]
Penulis: Hariyadi | Penyunting: Agus Riyanto