Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting dan memperkuat pembangunan manusia, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Ciamis mengambil langkah progresif melalui pembinaan berkelanjutan terhadap 258 Kader Pembangunan Manusia (KPM). Gerakan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan strategi besar yang diarahkan untuk mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045.
Kepala DPMD Ciamis, Asep Khalid Fajari, menyampaikan bahwa penguatan kapasitas KPM menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan aksi konvergensi stunting di tingkat desa. Menurutnya, stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga menyangkut kesadaran kolektif, akses layanan dasar, dan peran aktif kelembagaan desa. “Kita harus mempersiapkan SDM masa depan dari sekarang. Kader KPM adalah pionir perubahan di lini terdepan,” ujar Asep.
Program pembinaan ini dikemas dalam berbagai kegiatan pelatihan, monitoring, dan evaluasi berjenjang yang menyasar kemampuan teknis kader, serta pemahaman lintas sektor tentang pola pencegahan stunting berbasis keluarga. Selain itu, DPMD Ciamis juga mendorong transformasi Posyandu menjadi pusat layanan terpadu yang tidak hanya melayani kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menjadi simpul edukasi dan pemberdayaan masyarakat desa.
Dengan model integrasi lintas dinas dan pelibatan aktif aparatur desa, DPMD berharap Posyandu mampu menjawab tantangan layanan dasar di desa secara lebih efisien dan inklusif. Upaya ini mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten serta mitra strategis di bidang kesehatan dan pembangunan sosial.
“Transformasi Posyandu tidak bisa berdiri sendiri. Butuh sinergi antar lembaga, keterlibatan masyarakat, dan komitmen jangka panjang dari pemerintah daerah,” imbuh Asep.
Langkah Ciamis ini sejalan dengan agenda nasional yang menargetkan penurunan stunting hingga di bawah 14% pada tahun 2024. Capaian itu tidak bisa dilepaskan dari konsistensi daerah dalam membangun SDM unggul dari level paling bawah, yaitu desa.
Redaksi01-Alfian