RIBUAN warga larut dalam suasana khidmat saat lantunan sholawat bergema di Lapangan Desa Trirejo, Kecamatan Loano. Acara bertajuk Trirejo Bersholawat itu menjadi puncak peringatan Nyawiji Roso Merti Desa, sebuah ritual tradisi yang menyatukan spiritualitas, budaya, dan syukur atas limpahan hasil bumi.
Lebih dari sekadar kegiatan religius, momen ini mencerminkan kekuatan kolektif masyarakat desa dalam menjaga harmoni sosial, merawat tradisi, dan membangun rasa kebersamaan. Digagas secara kolaboratif oleh Pemerintah Desa Trirejo bersama Majlis Santri Kendil Purworejo, acara ini didukung penuh oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Purworejo yang tengah menginisiasi kunjungan pembelajaran pengembangan potensi desa berbasis kearifan lokalKegiatan Merti Desa Trirejo tak hanya menjadi ajang doa bersama, tetapi juga simbol perwujudan visi desa yang tidak tercerabut dari akar tradisinya. Tradisi ini mengandung pesan keberlanjutan, bahwa pembangunan desa tidak melulu soal infrastruktur atau teknologi, tetapi juga mencakup pemeliharaan nilai-nilai spiritual, sosial, dan budayaDPMD Kabupaten Purworejo menjadikan kegiatan seperti ini sebagai inspirasi dalam merumuskan model pemberdayaan desa yang berpihak pada kekuatan masyarakat. Dalam konteks pengembangan potensi desa, pendekatan berbasis budaya dan spiritualitas menjadi instrumen penting dalam menjaga ketahanan sosial masyarakat desa
Melalui kegiatan seperti Trirejo Bersholawat, masyarakat diajak untuk tidak melupakan akar budaya dalam proses pembangunan. Pendekatan ini juga menjadi contoh nyata bahwa desa dapat bergerak maju tanpa harus kehilangan identitasnya.
Sebagai bagian dari program kunjungan pembelajaran antar desa yang digagas oleh DPMD, acara ini menjadi studi langsung bagaimana sebuah desa mampu menggali potensi sosial dan spiritual untuk memperkuat kebersamaan dan membangun masa depan yang inklusif
Malam itu, sholawat bukan sekadar lantunan, tetapi menjadi pengikat jiwa kolektif warga, menandai semangat baru untuk terus bersyukur, bersatu, dan membangun desa dari dalam.
Redaksi01-Alfian