Pemuda Dunia Belajar Budaya Bali Aga di Desa Pedawa

BULELENG – Puluhan pemuda dari berbagai negara mengikuti kunjungan budaya dalam rangkaian Community Visit Global Youth Forum yang digelar di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Kamis (24/7/2025). Kegiatan ini berlangsung di Sekolah Adat Manik Empul dan menghadirkan suasana semangat lintas budaya yang kuat.

Kunjungan tersebut bertujuan memperkenalkan proses revitalisasi, inventarisasi, konservasi, dan pengkajian budaya khas Pedawa yang selama ini dijalankan Sekolah Adat Manik Empul — sekolah adat pertama di Bali yang berdiri sejak tahun 2024.

Acara ini terselenggara atas kerja sama antara Sekolah Adat Manik Empul dengan Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), dan diikuti oleh pemuda dari berbagai negara, seperti Filipina, Kamboja, Peru, Myanmar, India, Bolivia, Brazil, Honduras, Ekuador, Kolombia, Panama, Guatemala, dan Argentina.

Kelian Desa Adat Pedawa, Wayan Sudiastika, menyebut kunjungan ini sebagai kesempatan emas untuk mengenalkan budaya Bali Aga ke dunia. “Bagi anak-anak muda Pedawa, ini juga penting untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya,” ujarnya.

Selain berdiskusi, kegiatan juga diisi dengan pertukaran budaya. Para pemuda internasional mempersembahkan tarian tradisional masing-masing, sementara pemuda lokal Pedawa mengajarkan gerak dasar tari Bali, membuat canang, dan mengenalkan permainan tradisional khas desa.

Para peserta juga diajak menyambangi beberapa titik penting di desa, seperti rumah adat Bandung Rangki, proyek konservasi air di Kayuan Gelunggang, serta melihat langsung proses pembuatan gula aren — salah satu komoditas khas Desa Pedawa yang banyak dihasilkan saat musim kemarau.

Ketua Sekolah Adat Manik Empul, I Wayan Sadyana, menjelaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya berkomitmen untuk memperlihatkan praktik pelestarian budaya kepada peserta. Sejak berdiri, sekolah adat ini telah berhasil merevitalisasi tiga tarian sakral rejang yang sebelumnya hilang selama lebih dari 50 tahun, yakni Rejang Sirigkuri, Rejang Kepet, dan Rejang Pengecek Galuh.

“Kami ingin menunjukkan bahwa upaya pelestarian budaya bukan sekadar narasi, tetapi aksi nyata yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda di seluruh dunia,” kata Sadyana.

Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong promosi budaya lokal Desa Pedawa ke kancah internasional, sekaligus memperkuat semangat generasi muda dalam menjaga warisan leluhur di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Momentum ini juga bertepatan dengan musim kemarau di Bali, yang kerap menjadi waktu optimal untuk pelaksanaan berbagai kegiatan budaya dan pertanian tradisional masyarakat lokal.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

DPRD Desak Perbaikan Jaringan Internet di Desa Adat Wologai

PDF 📄DI TENGAH keelokan rumah adat berbentuk kerucut dan warisan budaya yang masih terjaga, Desa …

Kraton Fashion Carnival Hidupkan Ekonomi Rakyat Desa

PDF 📄KREATIVITAS warga Desa Kraton, Kecamatan Yosowilangun, menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru melalui penyelenggaraan Kraton …

Desa Mentaras Semarakkan Kemerdekaan Lewat Karnaval Budaya

PDF 📄SUASANA meriah menyelimuti Lapangan Desa Mentaras, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Ribuan warga antusias mengikuti …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *