BANDUNG – Limbah kertas yang selama ini dianggap tak bernilai, berhasil disulap menjadi produk bernilai jual tinggi oleh warga Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang. Melalui ketekunan dan kreativitas, limbah kertas berubah menjadi kerajinan tangan yang diminati hingga ke pasar internasional.
Adalah Uum Nasiroh, seorang ibu rumah tangga yang menjadi pelopor kerajinan berbahan limbah di Desa Tegal Maja. Dengan tangan terampilnya, ia mengolah limbah kertas dari PT Indah Kiat Serang menjadi produk anyaman seperti tas, dompet, hingga tempat tisu.
“Belajarnya cuma dua hari, waktu itu cuma belajar dasar menganyam. Kalau soal bikin motif, saya kembangkan sendiri. Yang penting awalnya tahu simpul-simpul dasarnya dulu,” ujar Uum saat ditemui pada Senin, 21 Juli 2025, sambil memperlihatkan salah satu hasil karyanya berupa tas berbahan dasar kertas bekas.
Uum telah lebih dari setahun menggeluti usaha kerajinan tangan ini. Prosesnya dimulai dari pembersihan kertas bekas, pemotongan sesuai ukuran, hingga proses penganyaman yang membutuhkan ketelitian tinggi dan sentuhan seni.
Kerajinan tangan dari Desa Tegal Maja ini tidak hanya mendapat sambutan di pasar lokal, tetapi juga telah menembus pasar ekspor. “Pasarnya udah pernah ekspor ke India,” kata Uum bangga.
Produk anyaman buatannya dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp50.000 hingga Rp500.000 tergantung ukuran dan tingkat kesulitan. Soal kualitas, Uum memastikan produknya cukup kuat untuk pemakaian harian.
“Asal jangan direndam air saja, kalau cuma kena air biasa, enggak masalah,” katanya.
Uum menjadi contoh nyata bahwa kreativitas dan semangat belajar bisa mengubah sesuatu yang dianggap sampah menjadi sumber penghidupan. Ia berharap usaha yang ia rintis ini bisa mendapat dukungan lebih luas dari berbagai pihak, termasuk pelatihan dan modal usaha.
“Kalau bisa ke depannya ada pelatihan dan pembinaan lanjutan, biar makin banyak warga yang bisa ikut dan kita bisa produksi lebih banyak,” harapnya.
Dengan semangat warga seperti Uum, Desa Tegal Maja menunjukkan bahwa potensi ekonomi sirkular bisa berkembang bahkan dari bahan yang tak terpikirkan sebelumnya.
Redaksi03