LANGKAH cepat diambil oleh Kepala Desa Palangka, Abdul Azis, yang bersama sejumlah warganya mendatangi langsung Ketua DPRD Sinjai, Andi Jusman, pada Jumat (18/07/2025). Tujuannya satu: menyampaikan aspirasi atas kerusakan saluran irigasi Appareng 3 akibat longsor, yang mengancam keberlangsungan pertanian di tiga desa.
Aspirasi ini bukan sekadar keluhan. Irigasi tersebut adalah nadi pertanian bagi sekitar 180 hektare sawah yang mencakup wilayah Desa Palangka, Puncak, dan Sangiaseri. Sejak bencana alam melanda dan merusak struktur saluran, lahan-lahan pertanian tersebut tidak lagi mendapatkan pasokan air.
“Kami langsung menemui Bapak Ketua DPRD untuk menyampaikan kondisi di lapangan. Kami sangat berharap perbaikan segera dilakukan, karena ini menyangkut kelangsungan hidup petani kami,” tutur Abdul Azis dengan nada penuh kekhawatiran.
Tak hanya menjadi penghubung aspirasi warga, Abdul Azis menunjukkan kepemimpinan tanggap bencana berbasis komunitas yang perlu diapresiasi. Dalam situasi mendesak, keberanian membawa suara rakyat ke forum legislatif menjadi contoh konkret peran aktif pemerintahan desa.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua DPRD Sinjai, Andi Jusman, menyatakan komitmennya untuk segera menindaklanjuti.
“Insya Allah, sebagai wakil dari Dapil III, kami akan perjuangkan aspirasi ini. Kami mendorong pemerintah daerah agar segera mengalokasikan anggaran perbaikan,” ujarnya usai pertemuan.
Menurut Andi, keberadaan irigasi Appareng 3 sangat vital, sehingga penanganannya tak bisa ditunda. “Kita tidak ingin masyarakat mengalami gagal panen. Saya akan segera berkoordinasi dengan Bupati dan OPD teknis agar langkah-langkah cepat bisa dilakukan,” tambahnya.
Sementara itu, dari sisi pembangunan partisipatif, Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) telah menginisiasi kunjungan pembelajaran pengembangan potensi desa. Kegiatan ini menjadi referensi bahwa penyelesaian persoalan desa idealnya berbasis kolaborasi, bukan sekadar birokrasi.
Kisah Desa Palangka menjadi pengingat bahwa resiliensi desa tidak lahir dari infrastruktur semata, tapi dari kepemimpinan dan solidaritas warganya dalam menghadapi tantangan.
Redaksi01-Alfian