SOPPENG – Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menunjukkan kontribusinya dalam pengembangan masyarakat melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa). Kali ini, UKM Komunitas Peduli Informasi (KPI) Unhas memilih Desa Mattabulu, Kabupaten Soppeng, sebagai lokasi pelaksanaan program bertajuk revitalisasi desa wisata.
Ketua Ormawa UKM KPI Unhas, Nurul Dwi Pratiwi yang akrab disapa Wiwi, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi dan penyusunan program dilakukan berdasarkan ide dan kebutuhan nyata yang diidentifikasi langsung di lapangan.
“Kriteria yang kita pilih tentu berangkat dari ide. Nah, kita lihat dari situ apa saja kebutuhan-kebutuhan dari ide tersebut. Kita membutuhkan program studi dari berbagai disiplin ilmu untuk bisa menjalankan program dari PPK Ormawa,” jelas Wiwi, mahasiswi Jurusan Kesehatan Masyarakat semester enam.
Dalam wawancara melalui studio siniar kanal BKM News, Wiwi menyampaikan bahwa proses seleksi internal dalam tim cukup ketat. Dari lebih 20 pendaftar, hanya 15 mahasiswa yang lolos dan terlibat langsung dalam pelaksanaan program. Salah satu pertimbangan utama adalah kemampuan peserta memahami dan mengembangkan ide berkelanjutan bagi masyarakat.
“Beberapa program sempat diusulkan, tetapi UKM KPI Unhas akhirnya memilih topik desa wisata di Soppeng, tepatnya di Desa Mattabulu. Kenapa kami memilih topik itu? Karena seperti yang diketahui, Desa Mattabulu ini sudah masuk dalam 10 desa wisata terbaik di Indonesia,” ujarnya.
Namun, pada akhir 2024, Desa Mattabulu terdampak bencana alam berupa tanah longsor dan pohon tumbang, yang mempengaruhi keberlangsungan sektor wisata. Hal tersebut mendorong mahasiswa menjadikan pemulihan desa sebagai misi utama.
“Teman-teman tertarik untuk memulihkan kembali desa tersebut menjadi destinasi wisata. Salah satu program kerja yang akan kita jalankan adalah penguatan kelembagaan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Sebenarnya Pokdarwis di desa itu sudah ada, tapi setelah bencana, beberapa anggotanya mengundurkan diri karena berpindah profesi. Selain itu, saat ini belum ada pengelola resmi dan sejumlah program kerja belum berjalan optimal,” tambah Wiwi.
Ketua Pelaksana PPK Ormawa, Andi Alif Raihan Analta atau Reihan, mengatakan bahwa perencanaan program dimulai sejak awal Januari 2025.
“Sejak 6 Januari 2025 kami mulai menggagas ide untuk kegiatan masyarakat. Setelah itu ditindaklanjuti oleh ketua umum Ormawa dengan melaksanakan seleksi internal. Seleksi ini berlangsung dari Februari hingga Maret,” kata Reihan, mahasiswa Ilmu Politik semester empat.
Ia juga menekankan potensi besar yang dimiliki Desa Mattabulu sebagai destinasi wisata unggulan.
“Desa Wisata Mattabulu menawarkan potensi wisata alam dan budaya seperti hutan pinus Lembah Cinta, air terjun, dan situs budaya Bulu Matanre,” jelas Reihan.
Melalui kolaborasi lintas jurusan dan semangat pengabdian, program PPK Ormawa ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan dan memperkuat sektor pariwisata di Desa Mattabulu, sekaligus menjadi ruang belajar bermakna bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmunya di tengah masyarakat.
Redaksi03