SITUBONDO – Limbah hasil perikanan seperti kepala udang, kulit udang, cangkang kepiting, dan rajungan dapat diolah menjadi chitin melalui proses demineralisasi dan deproteinisasi. Produk turunan ini kemudian bisa dimanfaatkan lebih lanjut menjadi asam amino yang berguna di bidang pertanian.
“Chitin, Chitosan merupakan polisakarida yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan krustasea dan dapat diekstraksi,” demikian disampaikan Hasan Basri, Direktur CV HW Marine, warga Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Kamis 17 Juli 2025.
Hasan menuturkan bahwa perusahaannya saat ini menerima pesanan Kapsul Chitosan dari Petrokimia. Ia menjelaskan bahwa Chitosan memiliki fungsi penting dalam pertanian, terutama dalam membantu mengikat nitrogen yang terkandung dalam pupuk. “Kita inginnya bagaimana caranya tidak ada limbah dalam industri sama sekali. Jadi, limbah Chitin kita proses lagi menjadi asam amino yang kita jadikan pupuk organik dan kalsium kloratnya kita jadikan aditif beton,” tutur Hasan.
Lebih lanjut, ia mengatakan para petani yang membutuhkan asam amino dapat menghubungi langsung CV HW Marine yang berkedudukan di Desa Klatakan. “Kalau Asam Amino di pasaran harganya sangat mahal, tapi petani bisa beli ke kita dengan harga murah,” ujarnya.
Asam amino yang diproduksi dari limbah chitin ini, menurut Hasan, bisa digunakan oleh para petani sebagai bahan pupuk organik. “Mudah-mudahan Kapsul Chitosan yang dipesan Petrokimia masuk. Karena Chitosan fungsinya untuk mengikat nitrogen yang ada di pupuk,” jelasnya.
Hasan menambahkan, asam amino memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan tanaman. “Asam amino juga dapat membantu meningkatkan penyerapan nutrisi, memperkuat ketahanan tanaman terhadap stres, dan meningkatkan kualitas hasil panen,” pungkasnya.
Redaksi03