DI ANTARA debur ombak pesisir selatan Sulawesi, semangat pembaruan sosial menggema dari Balai Desa Darubiah, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. Desa yang terkenal akan keindahan alam dan tradisi baharinya itu kini menjadi laboratorium sosial bagi mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 114.
Melalui Seminar Program Kerja bertema “Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata”, mahasiswa KKNT memulai masa pengabdian mereka dengan menghadirkan gagasan segar berbasis riset akademik dan kebutuhan riil masyarakat desa.
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (15/07/2025) tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Darubiah, Dewi Asniar, S.E., yang dalam sambutannya menyampaikan rasa optimisme dan harapannya terhadap kolaborasi antara dunia pendidikan tinggi dan komunitas lokal.
Program ini menjadi bagian dari kunjungan pembelajaran dan pengembangan potensi desa yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), sebagai bentuk sinergi antarwilayah dalam memajukan desa-desa di Indonesia.
Para mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu memaparkan program kerja yang akan dijalankan selama lebih dari satu bulan masa KKN. Fokus utamanya adalah pada penguatan ekonomi kreatif masyarakat melalui pelatihan usaha kecil berbasis lokalitas—seperti kerajinan tangan pesisir, kuliner khas, hingga strategi branding desa wisata berbasis media digital.
Selain itu, pengembangan sektor pariwisata juga menjadi perhatian utama. Mahasiswa merancang rencana pelestarian ekowisata laut, peningkatan sarana informasi wisata, hingga digitalisasi promosi potensi lokal melalui media sosial dan platform pariwisata daring.Semangat gotong royong antara mahasiswa dan masyarakat pun mulai terasa, menandai babak baru peran desa sebagai ruang tumbuhnya inovasi yang berpijak pada kekayaan lokal. Desa Darubiah, yang selama ini dikenal karena warisan perahu pinisinya, kini bersiap menjadi contoh desa kreatif dan mandiri di pesisir Sulawesi Selatan.
Redaksi01-Alfian