TRANSFORMASI desa tak lagi hanya soal infrastruktur fisik. Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menggagas langkah progresif dengan menginisiasi kunjungan pembelajaran ke Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, untuk menyerap praktik baik pengembangan perpustakaan desa berbasis digital.
Kegiatan ini menjadi angin segar dalam pengembangan potensi desa, yang tak hanya fokus pada sektor ekonomi, tetapi juga pada pilar literasi dan teknologi informasi.
Kunjungan yang berlangsung pada Rabu (16/07/2025) ini menyasar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Bangka Barat, lembaga yang kini tengah aktif meningkatkan kualitas delapan perpustakaan desa melalui pelatihan pengelolaan berbasis sistem INLISLite—perangkat lunak otomasi perpustakaan yang dikembangkan Perpustakaan Nasional RI.
“DPMD Sumbawa sangat tertarik dengan pendekatan inklusif yang dilakukan DPK Bangka Barat. Ini menjadi inspirasi bagaimana literasi desa bisa menjadi kekuatan sosial yang nyata,” ujar perwakilan DPMD Sumbawa dalam sesi diskusi bersama.
Kepala DPK Bangka Barat, Farouk Yohansyah, menjelaskan bahwa delapan perpustakaan desa di wilayahnya tahun ini menerima bantuan 1.000 judul buku dan rak dari Perpusnas RI. Bantuan ini kemudian diperkuat dengan pelatihan pengelolaan buku dan integrasi sistem INLISLite, yang memungkinkan pencatatan, peminjaman, dan pengembalian buku dilakukan secara digital.
“Kami ingin pengelola perpustakaan tidak sekadar menjadi penjaga rak buku, tetapi menjadi agen perubahan sosial di desa masing-masing,” ujar Farouk.
Langkah ini sejalan dengan upaya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang menekankan pentingnya literasi sebagai jalan meningkatkan kesejahteraan warga desa. DPK juga mendorong agar ruang baca desa menjadi tempat yang nyaman, terbuka, dan fungsional.
Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan DPK Bangka Barat, Eka Octawianto, menambahkan bahwa sistem INLISLite bukan hanya alat bantu administratif, tetapi juga jembatan menuju jejaring Perpustakaan Digital Nasional Indonesia.
“Buku yang sudah diterima langsung kami kelola agar bisa segera diakses warga. Kami ingin perpustakaan menjadi ruang hidup di tengah masyarakat,” katanya.
Kunjungan pembelajaran ini bukan hanya bentuk studi tiru, tetapi juga ruang refleksi lintas daerah untuk membangun desa berbasis literasi dan teknologi. DPMD Sumbawa berharap kolaborasi semacam ini bisa direplikasi di daerah lain, mengingat pentingnya literasi dalam memperkuat fondasi pembangunan manusia di level desa.
Redaksi01-Alfian