PEMEERINTAH Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) mendorong pendekatan pembelajaran kolaboratif untuk pengembangan potensi dan tata kelola desa melalui program kunjungan pembelajaran lintas wilayah.
Salah satu sorotan penting dalam diskusi internal DPMD adalah kasus pengembalian bantuan oleh korban bencana alam di enam desa Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara. Peristiwa ini menjadi refleksi tentang pentingnya manajemen bantuan yang transparan, berkeadilan, dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses distribusi.
Warga dari Desa Nibong Baroh, Nibong Wakeuh, Keude Nibong, Keupong Nibong, dan Keh Nibong dikabarkan mengembalikan bantuan yang diberikan PT Pema Global Energi (PGE) lantaran jumlahnya dinilai tidak mencukupi dan tidak adil untuk dibagikan ke seluruh korban bencana. Telur, misalnya, hanya dapat dibagi dua butir per kepala keluarga.
Kepala Desa Nibong Baroh, Razali, menjelaskan bahwa keputusan mengembalikan bantuan dilakukan sebagai bentuk protes kolektif agar penyelenggaraan bantuan bencana tidak bersifat simbolik, melainkan fungsional dan bermartabat.
Melihat dinamika tersebut, DPMD Sumbawa menilai pentingnya kunjungan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pengembangan potensi ekonomi desa, tetapi juga pada praktik tata kelola krisis dan kebencanaan. Hal ini relevan karena sebagian wilayah di Sumbawa juga termasuk dalam kawasan rawan bencana.
Menurut Kepala DPMD Sumbawa, pendekatan pembelajaran langsung ke lapangan akan memperkuat kapasitas perangkat desa dan masyarakat dalam merumuskan kebijakan responsif dan tepat sasaran.Dengan semangat gotong royong dan evaluasi kritis terhadap praktik-praktik tata kelola bantuan, kunjungan pembelajaran yang diinisiasi DPMD Sumbawa diharapkan menjadi tonggak baru menuju desa yang lebih adaptif, mandiri, dan berdaya.
Redaksi01-Alfian