Petani Desa Sukorejo Nikmati Manfaat Mesin Pulper Pengupas Kopi

BONDOWOSO – Upaya peningkatan kualitas produksi kopi rakyat terus didorong melalui inovasi teknologi tepat guna. Salah satunya diwujudkan oleh tim pengabdian masyarakat bersama mahasiswa yang melakukan kolaborasi dengan CV. Masiyan Arabica Coffee Farmers di Desa Sukorejo, Kabupaten Bondowoso.

Mereka menghadirkan mesin pulper sebagai solusi terhadap hambatan proses pascapanen yang selama ini mengganggu kelancaran produksi, khususnya saat panen raya. Mesin tersebut merupakan hibah dari program pengabdian yang menggandeng mitra strategis guna meningkatkan efisiensi pengupasan kulit kopi merah (cherry).

Mesin pulper langsung dipraktikkan di lokasi mitra, yakni CV. Masiyan Arabica Coffee Farmers yang selama ini menjadi sentra pengolahan kopi lokal unggulan di Desa Sukorejo. Proses pengupasan menggunakan mesin tersebut menunjukkan hasil yang menggembirakan.

“Pengupasan satu karung kulit kopi merah (cherry) hanya memakan waktu 2–3 menit. Kapasitas mesin ini bisa mencapai 3 ton per jam karena sudah memakai dua silinder dan pisaunya stainless. Hasil kupasannya juga bagus, tidak ada yang pecah. Kalau hanya satu karung, ya cuma numpang lewat di mesinnya,” ujar Mas Iyan, pemilik CV. Masiyan Arabica Coffee Farmers.

Mesin ini memiliki dua lubang, masing-masing berfungsi untuk mengeluarkan biji kopi yang sudah dikupas dan kulit kopi merah secara terpisah, sehingga efisiensi dan kebersihan pascapanen lebih terjaga.

Tak hanya menyerahkan mesin, tim pengabdian dan mahasiswa juga memberikan pelatihan teknis kepada petani mengenai pengoperasian dan perawatan alat tersebut. Hal ini menjadi bagian dari pendekatan berkelanjutan dalam pemberdayaan masyarakat petani kopi melalui transfer teknologi.

Dengan adaptasi mesin pulper yang mulai diterapkan oleh para petani dan pelaku UMKM lokal, proses pascapanen kini dapat dilakukan dengan lebih cepat, efisien, dan hasil yang lebih berkualitas. Kondisi ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing kopi arabika asal Desa Sukorejo, tidak hanya di pasar nasional tetapi juga internasional.

Langkah kolaboratif ini membuka harapan baru bagi pengembangan ekonomi desa berbasis komoditas unggulan, sekaligus memperkuat branding kopi arabika khas Bondowoso yang selama ini dikenal memiliki cita rasa unik dan bernilai ekspor tinggi.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Digitalisasi Berbasis Komunitas Menguat di Desa Pandanrejo

MALANG – Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) menggelar …

Mahasiswa UB Permudah Warga Pandanrejo Urus Dokumen Lewat Banner Informasi

MALANG – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam kelompok 20 Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) …

Pemuda Desa Pedagung Dibekali Keterampilan Videografi oleh Mahasiswa KKN UIN Saizu

PEMALANG – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 123 UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *