CIAMIS – Inovasi berbasis potensi lokal kembali menggeliat di Desa Lumbung, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis. Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas), STIKES Muhammadiyah Ciamis memperkenalkan terobosan baru dengan menjadikan jahe sebagai komoditas unggulan desa.
Program ini menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Arum Sari sebagai mitra utama dalam proses hilirisasi produk jahe. Dipimpin oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Muhammadiyah Ciamis, Henri Setiawan, inisiatif ini tidak hanya bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga memberi perhatian serius terhadap isu kesehatan, khususnya pencegahan stunting pada anak.
“Pengolahan jahe menjadi produk bernilai ekonomis seperti permen, serbuk, dan biskuit jahe adalah langkah strategis. Selain menambah penghasilan warga, juga mendukung gizi anak-anak di desa,” ujar Henri.
Dalam pelaksanaannya, program ini juga melibatkan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Lumbung. Para anggota KWT Arum Sari diberikan pelatihan keterampilan pengolahan jahe menggunakan teknologi tepat guna. Diharapkan, hasil produk olahan ini mampu menembus pasar yang lebih luas dan menjadi solusi kesehatan berbasis bahan alami.
Ketua KWT Arum Sari, Ade Maya Kurmayasari, mengungkapkan rasa syukurnya atas pendampingan dari pihak kampus. Ia berharap produk olahan jahe yang dihasilkan kelompoknya segera memiliki legalitas seperti PIRT dan sertifikat halal agar usaha mereka dapat berkembang secara berkelanjutan.
“Kami sangat terbantu dengan pendampingan ini,” ungkap Ade Maya.
Program ini juga melibatkan Bidan Desa dan Kader Posyandu dalam kegiatan penyuluhan. Tim peneliti dari STIKES Muhammadiyah Ciamis turut melakukan studi yang menunjukkan bahwa konsumsi jahe berkontribusi pada peningkatan metabolisme dan penyerapan gizi anak-anak, khususnya yang mengalami stunting.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Lumbung, Sinta, memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Menurutnya, potensi besar yang dimiliki kelompok wanita tani di wilayahnya akan semakin berkembang melalui kolaborasi dengan kalangan akademisi.
“Kami memiliki lebih dari 100 KWT aktif dengan berbagai inovasi produk olahan pertanian. Dukungan dari akademisi seperti ini sangat membantu memperkuat kapasitas mereka,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi STIKES Muhammadiyah Ciamis.
Kepala Desa Lumbung, Endang Saripudin, juga menyambut baik pelaksanaan program Abdimas tersebut. Ia menilai kehadiran STIKES Muhammadiyah Ciamis telah memberi dampak nyata bagi masyarakat desa yang ia pimpin.
“Inilah yang kami butuhkan, program yang menyentuh ekonomi rakyat sekaligus memperhatikan kesehatan mereka,” tegas Endang.
Selain pelatihan produksi, program ini turut mencakup pendampingan dalam hal legalitas produk, strategi branding, dan pemasaran digital. Inisiatif ini menjadi contoh pengabdian masyarakat yang berdampak langsung, berkelanjutan, dan berakar kuat pada potensi lokal Desa Lumbung.
Redaksi03