PEMERINTAH kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekonomi perdesaan dengan meluncurkan inisiatif masif bertajuk Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Program ini tidak sekadar menempatkan koperasi sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi menjadikannya simpul ekonomi kerakyatan yang terintegrasi dengan distribusi pangan, layanan publik, hingga ekosistem digital desa.
Inisiatif ini sekaligus disambut oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) di berbagai kabupaten, termasuk melalui agenda kunjungan pembelajaran desa, guna memperkuat pemahaman masyarakat desa terhadap potensi koperasi modern berbasis komunitas.KDMP didesain sebagai platform multifungsi: toko sembako, klinik, apotek, outlet logistik, cold storage, hingga e-commerce desa. Bekerja sama dengan BUMN seperti Bulog, Telkom, dan Himbara, koperasi ini memotong jalur distribusi yang panjang dan mahal, serta mengembalikan margin keuntungan langsung ke masyarakat desa.Tak hanya itu, KDMP diproyeksikan membuka lebih dari 1,4 juta lapangan kerja di seluruh Indonesia, dengan target pendirian 80.000 unit koperasi. Setiap koperasi akan memiliki struktur tenaga kerja yang meliputi pengelola, pengurus, pengawas, dan pelaksana unit usaha, dengan rekrutmen yang digerakkan oleh pemangku kepentingan lokal agar sesuai dengan potensi desa masing-masing.Menjawab tantangan zaman, KDMP juga tengah diarahkan menjadi platform perdagangan digital. Lewat pendekatan e-commerce, produk unggulan desa seperti beras organik, kopi lokal, olahan pangan, hingga kerajinan tangan akan dipasarkan tak hanya ke kota, tetapi juga berpotensi menembus pasar ekspor.
Setiap unit KDMP ditargetkan mampu mencatat transaksi harian sebesar Rp5 juta–Rp9 juta, terutama dari sektor-sektor strategis seperti beras, LPG, dan pupuk bersubsidi.
Lebih dari sekadar koperasi, KDMP adalah simbol transformasi: desa yang tidak hanya menerima bantuan, tetapi menggerakkan sendiri roda ekonominya.
Redaksi01-Alfian