MENYAMBUT Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, geliat budaya dan semangat gotong royong kembali menjadi denyut utama kehidupan desa. Dari Desa Sedarat di Ponorogo hingga Desa Nikulukan di Seram Bagian Barat, tampak geliat masyarakat memperkuat jati diri melalui tradisi dan kebersamaan.
Di Desa Sedarat, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, semarak tradisi bersih desa kembali menyatukan warganya dalam untaian budaya dan spiritualitas. Sejak Selasa (23/07/2025) hingga Jumat (26/07/2025), berbagai rangkaian kegiatan digelar: dari kesenian lesung, reog, gajah-gajahan, doa bersama, hingga puncaknya pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Gatotkoco Winisudo” oleh Ki Sigit Ariyanto dari Rembang.
Acara ini turut dihadiri anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi NasDem, Mirza Ananta, S.Sos, serta jajaran Forkopimcam dan para kepala desa se-Kecamatan Balong. Kepala Desa Sedarat, Sugeng Setiono, menegaskan bahwa tradisi bersih desa adalah simbol syukur atas karunia Tuhan dan bentuk penghormatan terhadap leluhur yang berjasa
Sementara itu, semangat kebersamaan juga digaungkan di ujung timur Indonesia. Desa Nikulukan, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat, memilih menyambut kemerdekaan dengan memperkuat keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam rapat koordinasi lintas sektoral pada Sabtu (26/07/2025), berbagai elemen desa—termasuk Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan BPD—sepakat membentuk tim ronda malam dan kerja bakti massal.
Babinsa Koramil 1513-02/Taniwel, Serka R. Legotena, menegaskan bahwa kemerdekaan tak hanya diperingati dengan bendera, tetapi juga dengan komitmen menjaga lingkungan sosial yang aman dan bersihDua desa, dua pendekatan. Namun keduanya menunjukkan benang merah yang sama: kemerdekaan dirayakan lewat kekuatan lokal, kebersamaan, dan penghargaan terhadap warisan leluhur. Momentum ini bukan hanya mengenang masa lalu, melainkan juga menata masa depan dengan budaya sebagai fondasi.
Redaksi01-Alfian