Tradisi dan Doa Bersatu dalam Turun Bertahun, Bupati Hadiri Bersama Warga

SAROLANGUN – Bupati Sarolangun, H. Hurmin, melaksanakan salat Jumat berjamaah bersama masyarakat di Masjid Al-Muawwanah, Desa Tanjung, Kecamatan Bathin VIII, sekaligus menghadiri prosesi adat sedekah Turun Bertahun, Jumat (25/07/2025).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala DPMPTSP Sarolangun Sahrudin, SE, MM, Anggota BAZNAS Sarolangun Drs. M. Saman Kamaludin, M.Pd.I, Camat Bathin VIII Aryo L. Fajrin, S.IP, Kapolsek Bathin VIII Iptu Eri Kurniawan, Kepala Desa Tanjung Irwan Akili, tokoh masyarakat Khairullah, S.Ag, M.Pd.I, serta tokoh agama, tokoh pemuda, dan segenap masyarakat Desa Tanjung.

Dalam sambutannya, Bupati Hurmin menekankan bahwa kegiatan ini bukan semata tradisi turun ke ladang, tetapi merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan, simbol kebersamaan masyarakat, serta warisan budaya yang harus dijaga.

“Di sinilah kita mengikat tali silaturahmi, menyatukan langkah, menyusun niat, dan menanamkan semangat gotong royong untuk menyambut musim tanam dengan harapan yang besar,” ujar Bupati Hurmin.

Turun Bertahun merupakan waktu yang disepakati masyarakat sebagai awal musim tanam, khususnya menanam padi, yang merupakan lambang kehidupan dan kemakmuran.

Menurutnya, tradisi ini menyentuh tiga dimensi sekaligus: hubungan manusia dengan alam, manusia dengan sesama, dan manusia dengan Tuhan. Ia mengutip pepatah adat Melayu yang mengandung pesan mendalam:

“Kalau tak dipagar, binasalah ladang. Kalau tak dihulu, rusaklah batang. Kalau tak beradat, rusaklah bangsa. Kalau tak bersatu, runtuhlah nagari,” katanya.

Bupati Hurmin juga menekankan bahwa tradisi ini menjadi penghormatan terhadap para leluhur yang telah mewariskan nilai kebersamaan, tanggung jawab, musyawarah, serta rasa syukur atas rezeki dari Allah SWT. Prosesi ini disertai doa bersama, sebagai bentuk permohonan agar panen kelak melimpah dan penuh berkah.

“Menanam padi bukan hanya pekerjaan fisik, tapi juga spiritual. Kita berharap setiap benih yang ditanam menjadi berkah, dan setiap tetes keringat yang jatuh menjadi pahala,” imbuhnya.

Ia juga menyampaikan pentingnya melestarikan adat di tengah gempuran budaya luar dan kemajuan zaman, karena adat adalah identitas suatu bangsa.

Tak lupa, ia memberi pesan khusus kepada generasi muda, terutama para pemudi di Desa Tanjung, agar bangga terhadap budaya sendiri dan tidak melupakan jati diri.

“Kepada para pemuda dan pemudi, saya berpesan jangan malu dengan adatmu, jangan tinggalkan warisan nenek moyangmu. Sebab dari sanalah engkau kenal siapa dirimu,” pungkasnya.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Ia menambahkan bahwa keberhasilan Pemuteran menjadi bukti nyata bahwa desa wisata di Indonesia mampu bersaing di tingkat global dengan tetap menjaga keberlanjutan, budaya, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Desa Wisata Pemuteran memang dikenal luas karena mengusung konsep ekowisata berbasis konservasi laut, terutama melalui program pelestarian terumbu karang berbasis masyarakat yang dikenal sebagai Biorock Project. Keunikan ini menjadikan Pemuteran contoh nyata bagaimana pariwisata dapat tumbuh tanpa mengorbankan kelestarian alam. Pencapaian ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi desa wisata berkelas dunia, serta menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan dan inklusif.

PDF 📄BULELENG DESA NUSANTARA Prestasi membanggakan kembali diraih pariwisata Indonesia. Desa Wisata Pemuteran, yang terletak …

Empat Tahun Berjalan, Desa Kabuaran Istikamah Gelar Sholawat Nariyah

PDF 📄BONDOWOSO DESA NUSANTARA Pemerintah Desa Kabuaran, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, terus mempertahankan tradisi spiritual …

Bupati Piet Hein Kukuhkan Perpanjangan Masa Jabatan Kades

PDF 📄HALMAHERA DESA NUSANTARA Sebanyak 34 Kepala Desa di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *