MADIUN – Sejumlah kelurahan di Kota Madiun kembali menggelar tradisi bersih desa sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil panen tahun ini sekaligus wujud pelestarian budaya yang telah diwariskan turun-temurun.
Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam, tetapi juga menjadi momen mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat. Berbagai kegiatan dilakukan mulai dari ziarah punden, doa bersama, hingga pawai budaya yang meriah dan penuh makna.
Wali Kota Madiun, Maidi, menegaskan bahwa tradisi bersih desa menjadi bagian dari upaya membangun ketahanan sosial dan budaya di Kota Madiun.
“Juga bagian dari visi misi mewujudkan ketahanan sosial dan budaya,” ujarnya, Sabtu (20/7).
Bersih desa merupakan ritual tahunan yang mengandung nilai spiritual, sosial, dan budaya. Melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk menjaga keharmonisan dengan lingkungan serta meningkatkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan YME.
Puncak kegiatan bersih desa ditandai dengan penyelenggaraan pawai budaya di beberapa kelurahan. Pawai tersebut menampilkan berbagai kesenian daerah, arak-arakan hasil bumi, serta partisipasi masyarakat dengan mengenakan busana adat.
Salah satu yang turut menyemarakkan adalah Kelurahan Madiun Lor. Kegiatan diawali dengan ziarah ke punden sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur.
Lurah Madiun Lor, Tri Mardiana, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur dan juga sebagai bentuk komitmen dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal.
“Kami harap budaya dan kebersamaan masyarakat makin kuat,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa keterlibatan aktif warga dalam pawai budaya menjadi indikasi kuatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai tradisi.
Tradisi bersih desa yang dikemas dengan semangat kekinian ini menjadi pengingat bahwa warisan leluhur adalah kekayaan budaya yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Redaksi03