Ruwat Bumi Jadi Simbol Syukur dan Pelestarian Tradisi Leluhur

WONOSOBO – Masyarakat Desa Pasuruhan, Kecamatan Watumalang, memadati rangkaian kegiatan Ruwat Bumi bertajuk Nguri-uri Budaya yang digelar di Dusun Jawaran, sejak Kamis (10/7/2025) hingga Senin (14/7/2025). Acara ini menjadi ajang penting dalam mengekspresikan rasa syukur atas hasil bumi sekaligus melestarikan tradisi warisan leluhur.

Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan prosesi sadranan dan bersih kubur, dilanjutkan dengan bersih sendang. Pada sore harinya, masyarakat menggelar penyembelihan hewan kurban berupa kambing. Malam harinya, kegiatan diisi dengan wilujengan berjamaah atau slametan, sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan.

Kegiatan berlanjut pada Jumat (11/7/2025) dengan penyelenggaraan karnaval budaya yang menampilkan arak-arakan dan berbagai ritual adat. Sejumlah kesenian tradisional seperti ronggeng, lengger, rudat, ebeg, warok, pencak, hingga ndolalak turut dipertontonkan kepada masyarakat. Kolaborasi dengan komunitas kebudayaan lokal turut memperkuat semarak acara.

Ruwat Bumi ditutup pada Senin (14/7/2025) dengan mengusung tema besar Memuji Ing Gusti Anggayuh Guyup Rukun Toto Titi Tentrem Gemah Ripah Loh Jinawi, yang mengandung pesan harmoni, kedamaian, dan kesejahteraan hidup berdampingan dengan alam.

Kepala Dusun Jawaran, Lasmini, menyampaikan bahwa kegiatan Ruwat Bumi ini menjadi momentum yang sangat ditunggu masyarakat setiap tahunnya. “Bumi memang sangat perlu untuk dirawat. Begitu pula dengan adat dan istiadat yang telah berlangsung cukup lama. Masyarakat Desa Pasuruhan sangat menghargai warisan leluhurnya,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa anggaran kegiatan ini berasal dari dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat. Lasmini berharap masyarakat bisa hidup sejahtera, guyup rukun, dan terus menjaga silaturahim dengan erat.

Sementara itu, warga Dusun Jawaran, Khatini, mengatakan bahwa Ruwat Bumi telah menjadi tradisi sejak zaman nenek moyang mereka. “Dengan adanya acara tersebut menjadi bahwa kita hidup berdampingan dengan alam, jadi harus dijaga. Kita berdoa bersama agar bumi tetap memberikan berkah dan warga dijauhkan dari marabahaya. Sekarang anak muda juga mulai ikut, alhamdulillah tradisinya masih terjaga,” pungkasnya.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Festival MBG Maruyung Angkat Budaya dan Literasi

PDF 📄 BANDUNG DESA NUSANTARA Desa Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, menggelar Festival Maruyung Ber-Gembira (MBG) sebagai …

Kadisah Carnaval Night 2025 Semarakkan Desa Bulu

PDF 📄PROBOLINGGO DESA NUSANTARA Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjelma menjadi lautan …

Ia menambahkan bahwa keberhasilan Pemuteran menjadi bukti nyata bahwa desa wisata di Indonesia mampu bersaing di tingkat global dengan tetap menjaga keberlanjutan, budaya, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Desa Wisata Pemuteran memang dikenal luas karena mengusung konsep ekowisata berbasis konservasi laut, terutama melalui program pelestarian terumbu karang berbasis masyarakat yang dikenal sebagai Biorock Project. Keunikan ini menjadikan Pemuteran contoh nyata bagaimana pariwisata dapat tumbuh tanpa mengorbankan kelestarian alam. Pencapaian ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi desa wisata berkelas dunia, serta menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan dan inklusif.

PDF 📄BULELENG DESA NUSANTARA Prestasi membanggakan kembali diraih pariwisata Indonesia. Desa Wisata Pemuteran, yang terletak …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *