PEMERINTAH Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, menandai langkah penting dalam transformasi ekonomi berbasis pariwisata dengan membangun Homestay Desa Wisata yang dibiayai melalui Dana Desa (DD) tahun anggaran 2025. Fasilitas ini menjadi contoh konkret inovasi desa dalam mengoptimalkan dana pembangunan guna mendongkrak Pendapatan Asli Desa (PADes).
Homestay ini merupakan hasil perencanaan panjang yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19 dan akhirnya terealisasi setelah melalui proses musyawarah masyarakat pada tahun 2024. Sekretaris Desa Karang Bajo, Satriawan Albayani, menjelaskan bahwa pembangunan dilakukan secara swakelola untuk memastikan efisiensi dan kualitas pengerjaan.
Homestay yang berdiri di tengah kawasan Desa Wisata ini nantinya akan dikelola oleh BUMDes Tunas Rezeki, unit usaha desa yang sudah bergerak dalam berbagai bidang seperti jasa wisata, pengelolaan sampah, kredit masyarakat, dan BUMDesmart.
Sebagai bagian dari strategi promosi, desa juga menggandeng 15 Trekking Organizer (TO) lokal yang selama ini aktif melayani wisatawan di kawasan Bayan. Tak hanya mengandalkan jaringan lokal, Pemdes Karang Bajo juga membuka peluang promosi digital melalui platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar.
Desa Karang Bajo sendiri telah ditetapkan sebagai Desa Wisata sejak tahun 2019 oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, diperkuat dengan keputusan Bupati Lombok Utara tahun 2020. Kini, pembangunan Homestay menjadi bukti nyata bahwa status Desa Wisata bukan hanya predikat, tetapi juga peluang konkret yang digarap serius oleh aparatur desa.
Langkah progresif ini sejalan dengan inisiatif Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) yang mendorong kunjungan pembelajaran lintas wilayah untuk replikasi inovasi pengembangan potensi desa di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat.
Dengan pendekatan kolaboratif dan pengelolaan aset berbasis komunitas, Homestay Desa Karang Bajo diharapkan menjadi model pemberdayaan yang mampu menumbuhkan kemandirian ekonomi, membuka lapangan kerja, dan memperkuat identitas desa sebagai destinasi wisata unggulan di kaki Gunung Rinjani.