LITERASI bukan lagi sekadar urusan kota besar. Pemerintah Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, membuktikan bahwa desa pun mampu menjadi episentrum gerakan membaca dan berbagi pengetahuan. Melalui semangat pengelolaan Perpustakaan Desa, Gemarang kini masuk enam besar nominasi lomba perpustakaan desa tingkat Kabupaten Ngawi dari total 22 peserta.
Prestasi ini menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Sumbawa, khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), yang tengah menginisiasi kunjungan pembelajaran untuk memperkuat program pengembangan potensi desa. Desa Gemarang pun menjadi salah satu tujuan studi tiru, mengingat pendekatan komunitas dan inovasi literasinya yang dinilai berhasil.
“Pengalaman Desa Gemarang memberikan gambaran bahwa keberhasilan perpustakaan desa tidak hanya diukur dari koleksi bukunya, tetapi dari keterlibatan masyarakat dalam menghidupkannya,” ungkap salah satu perwakilan DPMD Sumbawa.
Tim penilai dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinperpusip) Kabupaten Ngawi bersama perwakilan dari Provinsi Jawa Timur telah meninjau langsung ke lapangan untuk menilai kelayakan dan keberlanjutan pengelolaan perpustakaan desa.
Sekretaris Desa Gemarang, Kamdan Rohim, menjelaskan bahwa lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga pembinaan dan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan literasi di tingkat desa.
“Tujuan utamanya mendorong agar perpustakaan desa lebih aktif, inovatif, dan mampu memberikan dampak nyata kepada warga. Kami ingin perpustakaan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,” ujar Kamdan.
Lebih jauh, ia berharap agar lomba seperti ini dapat memacu semangat para pengelola perpustakaan untuk terus menghadirkan program-program kreatif, seperti pojok baca keluarga, kelas dongeng anak, dan pelatihan keterampilan berbasis literasi.
Langkah yang dilakukan Desa Gemarang pun dinilai sejalan dengan semangat DPMD Sumbawa dalam membangun desa berbasis pengetahuan. Kolaborasi antara praktik lokal dan pendekatan strategis ini diyakini dapat memperkuat transformasi sosial dan budaya baca di desa-desa lain di Indonesia.
Redaksi01-Alfian