KEMAJUAN teknologi bukan lagi monopoli kota. Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, membuktikan bahwa akselerasi digital juga dapat tumbuh kuat dari akar rumput. Desa ini tidak hanya mempermudah pelayanan administrasi, tetapi juga menginspirasi daerah lain—termasuk Kabupaten Sumbawa—dalam membangun sistem pelayanan desa berbasis digital.
Melalui program Kunjungan Pembelajaran Pengembangan Potensi Desa yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumbawa, inovasi digital Desa Banyukembar menjadi salah satu referensi penting. Terobosan yang dilakukan desa ini telah berhasil mengantarkannya masuk ke jajaran 10 besar Desa Digital 2025 tingkat nasional.
Kepala Desa Banyukembar, Muslihatun, menyebut bahwa pelayanan digital bukan sekadar memudahkan birokrasi, tetapi juga menjadi bentuk inklusi teknologi di pedesaan. “Saat ini, lebih dari 70 persen rumah warga sudah terhubung dengan jaringan internet desa. Warga bisa mengurus dokumen seperti KTP, surat domisili, hingga akta kelahiran dari rumah,” ujarnya.
Langkah Banyukembar selaras dengan visi DPMD Sumbawa dalam menciptakan desa-desa cerdas dan mandiri secara digital. Bagi warga perantauan, layanan ini menjadi penyelamat waktu dan energi. “Ini sangat membantu, terutama bagi warga perantauan yang membutuhkan pelayanan cepat dan efisien,” tambah Muslihatun.
Program digitalisasi yang diterapkan Banyukembar juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara pemerintahan desa, teknologi, dan masyarakat dapat berjalan serasi. Tak hanya memudahkan akses administrasi, desa ini juga tengah merintis pengembangan UMKM digital untuk memperluas dampak ekonomi.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa melihat praktik baik dari Banyukembar sebagai bukti nyata bahwa digitalisasi desa bukan utopia, melainkan sebuah kebutuhan dan keniscayaan di tengah perubahan zaman.
Redaksi01-Alfian