PEMERINTAH daerah kini semakin menyadari bahwa pembangunan desa tak cukup hanya berbicara soal jalan dan jembatan. Kesadaran baru itu kini mengarah pada pembangunan manusia, salah satunya melalui penguatan budaya literasi di tingkat desa. Inisiatif ini tidak hanya datang dari Kalimantan Timur, tetapi juga mengemuka di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, melalui program kunjungan pembelajaran pengembangan potensi desa yang digagas oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) setempat.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) mendorong desa-desa untuk mengalokasikan dana desa guna mendukung pengembangan perpustakaan desa. Menurut Kepala DPMPD Kaltim, Puguh Harjanto, kebijakan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa sinergi antara pemerintah desa dan dinas perpustakaan sangat krusial demi pemerataan akses informasi dan literasi, terutama di daerah terpencil. Dana desa sudah memuat mandat untuk pengembangan perpustakaan, tinggal bagaimana kemauan dan komitmen pemangku kebijakan di desa untuk mengintegrasikan rencana tersebut ke dalam perencanaan pembangunan desa.
DPMPD Kaltim juga mendorong desa-desa agar mulai memasukkan pengembangan perpustakaan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran desa, seperti RPJMDes dan RKPDes. Strategi ini dinilai sebagai langkah awal menciptakan infrastruktur intelektual desa yang setara dengan pembangunan fisik.
Secara paralel, DPMD Sumbawa tengah menjalin pembelajaran kolaboratif ke berbagai daerah dalam upaya menggali praktik baik pembangunan desa. Termasuk di dalamnya adalah praktik pengelolaan perpustakaan desa sebagai pusat aktivitas literasi masyarakat.
Kedua inisiatif ini—baik dari Sumbawa maupun Kalimantan Timur—menjadi penegas bahwa desa sebagai unit terkecil pemerintahan adalah kunci menuju masyarakat literat dan berdaya. Ketika dana desa digunakan tidak hanya untuk membangun tembok, tetapi juga untuk membuka jendela ilmu pengetahuan, maka masa depan desa akan lebih cerah.
Redaksi01-Alfian